Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran pada Januari 2021 mengalami kontraksi baik secara bulanan maupun tahunan.
Pada Januari 2021, indeks penjualan riil (IPR) tercatat sebesar 182,0. Posisi tersebut turun -4,3 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) jika dibandingkan dengan Desember 2020 sebesar 4,8 persen mtm.
Kontraksi tersebut menurut responden disebabkan pleh menurunnya permintaan masyarakat pasca perayaan Natal dan tahun baru, di tengah penerapan pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Penurunan terjadi pada seluruh kelompok komoditas, dengan penurunan terdalam terjad pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor -10,4 persen mtm, perlengkapan rumah tangga lainnya -6,9 persen mtm, dan subkelompok sandang -7,2 persen mtm,” tulis BI dalam Laporan Survei Penjualan Eceran, Selasa (9/3/2021).
Sementara, pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan tercatat mengalami perbaikan meski masih dalam fase kontraksi, yaitu sebesar -16,4 persen (year-on-year/yoy), membaik dari -19,3 persen yoy pada Desember 2020.
Perbaikan ini terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -7 persen yoy dari -10,3 persen pada bulan sebelumnya. Subkelompok sandang juga mengalami perbaikan menjadi -46,3 persen yoy, dari -59,7 persen yoy pada Desember 2020.
Baca Juga
BI memperkirakan penjualan eceran akan membaik pada Februari 2021, meski masih mengalami kontraksi. Hal ini tercermin dari IPR Februari 2021 yang diperkirakan terkontraksi -0,7 persen mtm, lebih kecil dibandingkan dengan kontraksi -4,3 persen mtm pada bulan sebelumnya,
Perbaikan ini didukung dengan permintaan masyarakat yang terjaga Imlek. Kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta kelompok suku cadang dan aksesori diperkirakan tumbuh positif sehingga menopang kinerja penjualan eceran.
Secara tahunan, kinerja penjualan eceran Februari 2021 diperkirakan relatif stagnan dengan pertumbuhan IPR sebesar -16,5 persen yoy pada, dibandingkan dengan -16,4 persen yoy pada Januari 2021.