Bisnis.com, JAKARTA — DP World dan mitranya Maspion Group bakal jadi satu-satunya operator pelabuhan modern peti kemas internasional dengan kapasitas desain hingga 3 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) yang akan dibangun di Gresik, Jawa Timur.
CEO DP World Ahmed bin Sulayem mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat besar apalagi didukung dengan populasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, di antara negara kawasan Timur Jauh, Indonesia yang paling berpotensi untuk dikembangkan pelabuhan peti kemas internasional.
"DP World akan membangun pelabuhan peti kemas internasional berkapasitas 3 juta kontainer dan 100 hektare kawasan industri. Untuk tahap awal, akan ada 1.200 lapangan pekerjaan yang tentunya akan terus bertambah dengan adanya arus logistik dan kawasan industri, serta sektor-sektor yang mendukung pelabuhan peti kemas tersebut," katanya kepada Bisnis, Jumat (5/3/2021).
Menurut Ahmed, dengan dibangunnya jalur logistik dan kawasan industri di Jatim, dapat membuat kawasan tersebut menjadi pintu gerbang perdagangan utama di Indonesia. Apalagi, Maspion Group memiliki area pelabuhan dan kawasan industri yang mumpuni.
"Harapannya, dengan adanya potensi yang dimiliki serta didukung dengan pekerja-pekerja Indonesia yang memiliki keterampilan, industri ini dapat berjalan baik," ungkapnya.
Ahmed menambahkan bahwa kemitraan dengan Maspion Group merupakan perkembangan penting dalam jaringan pelabuhan dan logistik global karena Indonesia berkembang pesat sebagai salah satu ekonomi terpenting di dunia.
"Proyek ini akan menciptakan infrastruktur modern, efisien, serta kawasan industri yang menyediakan logistik berkualitas," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Maspion Group Alim Markus akan berkomitmen untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan Indonesia agar selaras dengan masterplan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia ekonomi terbesar kelima di dunia.
"Surabaya merupakan pintu gerbang penting di Indonesia dan keberadaan pelabuhan peti kemas ini akan semakin meningkatkan perkembangan ekonomi dan peluang investasi di Indonesia," tuturnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pengerjaan proyek pelabuhan peti kemas ini ditargetkan dimulai pada kuartal III/2021 dengan total investasi hingga US$1,2 miliar serta diharapkan rampung pada 2022 dan bisa segera beroperasi.
Perusahaan patungan ini juga akan mengembangkan kawasan industri dan logistik terintegrasi, bersebelahan dengan terminal peti kemas, dengan luas lahan awal 110 hektare dengan kemungkinan perluasan pada masa yang akan datang.