Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CKD OTTO Pharma Kirim Bibit Obat Kanker ke Aljazair

Perusahaan farmasi asal Indonesia PT CKD OTTO Pharmaceuticals mengirim bahan baku atau bibit (bulk) obat kanker senilai Rp250 miliar ke Aljazair.
CKD OTTO Pharma telah mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada September 2018. /CKD OTTO Pharma
CKD OTTO Pharma telah mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada September 2018. /CKD OTTO Pharma

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan farmasi asal Indonesia PT CKD OTTO Pharmaceuticals mengirim bahan baku atau bibit (bulk) obat kanker senilai Rp250 miliar ke Aljazair.

Presiden Direktur PT CKD OTTO Pharmaceuticals In Hyun Baik mengatakan terdapat enam item bulk obat onkologi yang nantinya akan diterima Saidal, farmasi BUMN Aljazair. Obat tersebut kemudian akan mengalami pengemasan kedua di Aljazair.

Fase pertama ini akan dilakukan selama tiga tahun. Pada fase kedua, transfer teknologi akan dilakukan dari CKD OTTO kepada Saidal setelah pabrik onkologi farmasi itu selesai dibangun.

"Kami berharap dapat berkontribusi terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Asia, dimulai dari Indonesia," ujar Hyun Baik dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (5/3/2021).

Dia menjelaskan dengan investasi lebih dari Rp400 miliar untuk pabriknya, CKD OTTO dapat memproduksi obat-obat onkologi dengan standar yang tinggi. Apalagi pihaknya sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, sehingga obat ini diharapkan dapat menjangkau 2 miliar orang di negara-negara Islam dan negara lain, termasuk pasar farmasi Aljazair.

Diketahui pasar farmasi Aljazair menduduki posisi ke-2 di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara dengan nilai sebesar Rp56 triliun.

Kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menerangkan kanker merupakan salah satu penyakit yang terus meningkat prevalensinya secara global.

"Data Global Cancer Observatory (Globocan), pada 2020 terdapat 19,3 juta kasus baru secara global, dengan angka kematian tinggi yaitu sebanyak 10 juta kematian," sebut Penny.

Sementara di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, terjadi peningkatan prevalensi tumor atau kanker dari 1,4 per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 1,8 per 1.000 penduduk pada 2018.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper