Bisnis.com, JAKARTA — Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mencatat kenaikan produksi dari produk kain atau weaving sebesar 150 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) Suharno Rusdi mengatakan kenaikan produksi tersebut didorong kebijakan pemerintah yang mulai mengerem kain impor dari luar negeri.
Alhasil, pasar IKM yang biasanya menyerap kain impor sekarang bisa menyerap hasil produksi industri kain lokal.
Adapun industri TPT mencatat 60 persen serapan kain adalah IKM. Artinya, jika produksi sudah naik dan IKM sudah kembali menyerap produk ada indikasi TPT mulai memasuki fase pemulihan.
"Perkembangan industri weaving sangat menggembirakan, ada kenaikan produksi sekitar 150 persen jika kita bandingkan denga tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/3/2021).
Suharno mengemukakan pada 2020 lalu, akibat pandemi covid-19 industri TPT mengalami kontraksi sebesar 8,88 persen.
Saat ini, pada awal tahun sudah tercatat adanya peningkatan. Tingkat utilisasi industri TPT pun mulai membaik dari tahun lalu sekitar 41 persen pada kuartal I/2021 yang sedang berjalan menjadi sekitar 70 persen.
Namun demikian, Suharno menilai jika kita bandingkan dengan 2019, sebelum terjadi pandemi, kondisi perkembangan industri TPT sekarang belum pulih sepenuhnya. Pasalnya, pada 2019 tersebut utilisasi industri TPT mencapai level 78,5 persen.
Industri TPT pun berharap banyak pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Namun, kata Suharno, diperkirakan tetap belum akan sepenuhnya pulih seperti pada 2019.
"Kecuali pemerintah mengakomodir hasil rapat bersama Menko Perekonomian, IKATSI dan API pada 18 Februari lalu yang mengusulkan adanya relaksasi PPN produk TPT paling tidak sebesar 5 persen dari 10 persen yang sekarang berlaku," ujarnya.