Bisnis.com, JAKARTA - Penggabungan atau merger PT Pelabuhan Indonesia I hingga IV dinilai akan membuat aset serta standar operasional perseroan dari Sabang sampai Merauke berada pada satu sistem.
EVP Sekretariat Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II atau IPC Ari Santoso mengatakan ini merupakan inisiatif awal dari entitas peralatan di lingkungan Pelindo Group untuk melakukan sinergi dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka standarisasi manajemen peralatan.
"Pada prinsipnya kami mendukung penuh arahan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham IPC," katanya kepada Bisnis.com, Senin (1/3/2021).
Dia memerinci upaya agar terciptanya sinergi antar anak perusahaan di lingkungan Pelindo I, II, III dan IV yang terus bergulir, ditandai dengan pelaksanaan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait sinergi kerja sama pengoperasian, pemeliharaan, penyediaan peralatan dan fasilitas bongkar muat, alat apung, docking kapal, jasa konsultansi, penyediaan suku cadang di lingkungan PT Prima Multi Peralatan (PMP), PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indoneaia (JPPI), PT Berkah Industri Mesin Angkat (BIMA), dan PT Equiport Inti Indonesia.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menuturkan merger PT Pelindo I-IV dipercaya dan diharapkan akan membantu logistik nasional menjadi lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien.
Menurutnya, penggabungan empat kekuatan perusahaan ini akan membuat aset serta standar operasional sehingga dari Sabang sampai Merauke akan berada pada satu sistem.
Baca Juga
Apalagi tambahnya, saat ini pindah pelabuhan juga berarti pindah sistem yang menyebabkan banyak keterlambatan dan banyak hal prosedural yang harus dilalui.
"Jadi keinginan kita Pak Jokowi, tol laut itu akan semakin cepat terlaksana. Ketika ide besar membangun sebuah kekuatan, menyatukan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV dalam sebuah perusahaan, di merger," ujar Arya dalam siaran YouTube Kementerian BUMN RI, Sabtu (27/2/2021).