Bisnis.com, JAKARTA – National Maritime Institute dan Indonesian National Shipowners Association menyerukan agar pelaut dan pekerja di pelabuhan menjadi prioritas kelompok masyarakat penerima vaksin Covid-19 tahap berikutnya.
Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan peran pelaut dalam menggerakkan perekonomian dunia sangat penting terlebih dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Bahkan, terkait dengan hal itu, International Maritime Organization (IMO) meminta kepada seluruh negara di dunia yang memiliki pelaut untuk memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan para pelautnya.
Siswanto memparkan menurut data PBB, saat ini ada sekitar 400.000 ABK yang bekerja melebihi waktu 12 bulan baik di kapal niaga maupun perikanan di masa pandemi Covid-19 ini. Posisi mereka masih berada di tengah laut dan belum bisa kembali karena menyangkut berbagai hal.
Dengan alasan itu pula, IMO mengumumkan bahwa ‘Tema Maritim Dunia’ untuk 2021 didedikasikan untuk para pelaut mengingat peran sentral mereka di masa depan pelayaran.
Menurut Siswanto, hingga pandemi Covid-19 memasuki tahun kedua saat ini, belum ada keberpihakan pemerintah Indonesia dalam program vaksinasi terhadap pelaut. Padahal, lanjut dia, pelaut merupakan pekerjaan yang sangat penting di Indonesia.
Baca Juga
“Tenaga kesehatan sudah, wartawan tidak lama lagi, lalu pelaut atau pekerja maritimnya kapan? Di negara lain, pelaut dan pekerja maritim sudah diutamakan, tapi Indonesia belum,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (26/2/2021).
Dia mencontohkan Singapura telah memprioritaskan para pelaut serta pekerja-pekerja pelabuhan untuk divaksin terlebih dahulu.
Namun, hal tersebut belum terjadi di Indonesia. Padahal, tekannya, pelaut adalah pekerjaan yang penuh risiko dan riskan terpapar Covid-19.
“Jadi kalau ada suara pelaut yang merasa dianaktirikan di negeri sendiri, itu benar. Ironis memang, Indonesia yang didominasi oleh laut tapi para pelaut dan pekerja sektor maritimnya tidak dinomorsatukan,” tekannya.
Senada, DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) meminta agar para pelaut dan pekerja di pelabuhan menjadi prioritas kelompok masyarakat penerima vaksin.
Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan pelaut dan pekerja pelabuhan memiliki peran penting dan selalu mobile dalam memastikan kelancaran arus barang dan ketersediaan logistik di seluruh pulau Indonesia.
Di sisi lain, para pelaut dan para pekerja pelabuhan merupakan kelompok yang rentan terhadap resiko terpapar Covid-19, apalagi kegiatan distribusi barang juga tidak boleh berhenti dan harus terus berjalan selama 24 jam nonstop.
Untuk itu, kata Carmelita, pelaut dan pekerja pelabuhan diharapkan masuk dalam prioritas kelompok penerima vaksin lebih dulu.
“Pelaut dan pekerja pelabuhan adalah garda terdepan dalam distribusi logistik. Peran mereka juga tidak kalah dengan dokter dan perawat. Makanya kita harus pastikan pelaut dan pekerja pelabuhan juga menjadi prioritas penerima vaksin lebih dulu” katanya.
Seperti diketahui, total sasaran vaksinasi di Indonesia mencapai 181 juta lebih orang. Sementara untuk sasaran vaksin tenaga kesehatan mencapai 1.468.764 tenaga kesehatan.
Seperti dilansir dari website resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, hingga Sabtu, 13 Februari 2021, lebih dari 1 juta tenaga kesehatan telah menerima vaksin tahap 1, sedangkan vaksin tahap 2 telah mencapai 415.486 tenaga kesehatan.
Carmelita mengatakan operator kapal dan pelaut nasional berkomitmen untuk menjalankan pedoman antisipasi penyebaran virus Covid-19 di laut. Hal ini tertuang dalam No SE 11 tahun 2020 tentang Pedoman Rancangan Tindakan atau Contigency plan bagi pelaut dan operator kapal akibat Covid-19.
“Kami juga mengimbau, meski nanti pelaut dan pekerja pelabuhan kita sudah divaksin, tapi harus tetap patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Negara tetangga Singapura telah mulai melakukan vaksinasi bagi para pekerja maritim dan penerbangan mereka pada pertengahan Januari lalu. Sebanyak 37.000 pekerja dari kedua sektor itu akan menerima vaksinasi massal.
Vaksinasi terhadap pekerja maritim dan penerbangan di Negeri Singa itu untuk melindungi mereka dari sebaran virus Covid-19 dan untuk memulihkan ekonomi Singapura yang merupakan pusat penerbangan dan pelabuhan dunia.