Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus PPnBM Mirip Pro Kontra LCGC, Jokowi Aplikasikan yang Dia Kritik Dulu

Saat ini, masyarakat lebih membutuhkan transportasi umum yang murah dibandingkan mobil murah.
Pengunjung melintas di samping deretan bursa mobil bekas di Jakarta, Minggu (4/2). Tren penjualan mobil bekas di 2018 diprediksi meningkat disebabkan naiknya ragam produksi mobil baru terutama segemen Low Cost Green Car (LCGC). /Bisnis.com-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung melintas di samping deretan bursa mobil bekas di Jakarta, Minggu (4/2). Tren penjualan mobil bekas di 2018 diprediksi meningkat disebabkan naiknya ragam produksi mobil baru terutama segemen Low Cost Green Car (LCGC). /Bisnis.com-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Jakarta Ki Darmaningtyas mengatakan bahwa insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mirip dengan kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC).

PPnBM, menurutnya mengulang LCGC yang kontroversi. Keduanya saat akan berlaku menimbulkan pro dan kontra. Akan tetapi yang perlu disoroti adalah sikap Presiden Joko Widodo.

“Yang menarik adalah sikap Presiden Jokowi yang saat itu adalah Gubernur Jakarta. Dia katakan yang dibutuhkan bukan mobil murah tapi transportasi murah,” katanya saat diskusi virtual, Minggu (21/2/2021).

Darmaningtyas menjelaskan bahwa saat itu Jokowi menolak LCGC karena dapat memperparah kemacetan di Ibu Kota.

“Saat ini ketika beliau bisa mengimplementasikan yang dia kritik saat itu, malah dia jalani saat ini. Orang yang sama kritik kebijakan kini malah menjalaninya,” jelasnya.

Saat ini, terang Darmaningtyas, yang dibutuhkan adalah relaksasi untuk angkutan umum di pedesaan. Produksi di pedesaan terhambat oleh pasar karena mandeknya transportasi.

“Pemerintah juga bertekad jadi raja kendaraan listrik. Seharusnya yang dikembangkan kendaraan listrik. Dan seharusnya industri nonmotor transport seperti sepeda dan becak listrik dikembangkan sehingga pergerakan didominasi kendaraan tak bermotor,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper