Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan untuk besaran suku bunga pinjaman riilnya, saat ini belum sesuai harapan karena sama sekali belum kompetitif kalau dibandingkan degan negara lain di kawasan.
Untuk itu, masih diperlukan penurunan suku bunga pinjaman riil bagi korporasi.
"Namun, kami sepakat bahwa kredit korporasi bisa meningkat bila dibandingkan tahun lalu. Hal ini karena krisis di sisi revenue perusahaan setidaknya sudah bisa di-manage dan tidak seketat tahun lalu sehingga dengan proyeksi ada perbaikan kondisi ekonomi meskipun belum pulih sepenuhnya di level global dan nasional," katanya kepada Bisnis, Senin (22/2/2021).
Shinta mengemukakan bila ditambah dengan proyeksi normalisasi secara gradual seiring dengan kesuksesan pengendalian pandemi dan vaksinasi, tentu kredit korporasi akan meningkat tahun ini karena confidence pelaku usaha untuk meningkatkan produktifitas juga lebih tinggi.
Namun, tingkat kebutuhan modalnya akan sangat tergantung dengan proses normalisasi ekonomi.
Pasalnya, semakin cepat dan semakin stabil normalisasi ekonomi dari pandemi, kebutuhan kredit korporasi bisa lebih tinggi. Apalagi bila pemerintah dalam hal ini OJK bisa mengoreksi suku bunga pinjaman riil agar menjadi lebih affordable bagi korporasi.
Baca Juga
Alhasil, menurut Shinta, Apindo sendiri masih belum memiliki proyeksi pertumbuhan kredit korporasi tahun ini. "Tergantung perkembangan pandemi mempengaruhi kecepatan normalisasi di pasar nasional dan affordability suku bunga pinjamannya juga bagi korporasi," ujarnya.
Sementara itu, Maspion Group mengaku hingga saat ini belum ada permasalah dengan pembiayaan perbankan. Dari sisi kinerja perseroan pun masih mencatatkan pertumbuhan kendati di masa pandemi tahun lalu. "Kami selalu tumbuh tiap tahun, tahun ini kami proyeksikan naik 30 persen," kata CEO Maspion Group Alim Markus.