Bisnis.com, JAKARTA — PT Barata Indonesia (Persero) menyelesaikan konstruksi hidromekanikal pada Bendungan Tapin. Adapun, penyelesaian tersebut menambah jumlah portofolio proyek hidromekanikal perseroan menjadi 15 unit.
Seperti diketahui, konstruksi Bendungan Tapin dilakukan oleh KSO PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Adapun, Barata bertugas untuk mengatasi sisi hidromekanikal bendungan tersebut.
"Barata akan terus mendukung penuh proyek pekerjaan hidromekanikal Tanah Air, bahkan hingga sisi tersiernya dalam upaya mengembangkan pembangkit listrik tenaga air [PLTA]," kata Direktur Utama Barata Fajar Harry Sampurno melalui keterangan resmi, Kamis (18/2/2021).
Fajar berujar kontribusi Barata dalam konstruksi Bendungan Tapin meliputi engineering, fabrikasi mekanikal, elektrikal, erection, dan commissioning. Fajar menilai pengelolaan sumber daya air merupakan hal penting dalam mendukung produksi pangan yang berkelanjutan.
Nilai investasi yang dibenamkan dalam konstruksi Bendungan Tapin mencapai Rp1,02 triliun. Sumber investasi untuk konstruksi bendungan tersebut seluruhnya berasal dari anggaran pemerintah.
Adapun, Bendungan Tapin Memiliki kapasitas tampung sekitar 70,52 juta meter kubik. Dengan kapasitas tersebut, potensi irigasi dari Bendungan Tapin mencapai 5.472 hektare.
Baca Juga
Bendungan yang mulai dibangun sejak 2015 tersebut dapat menyediakan air baku untuk wilayah rantai sebesar 500 liter per detik. Selain itu, Bendungan Tapin juga berpotensi mengurangi debit banjir hingga 107 meter kubik per detik dan menghasilkan energi hingga 3,3 megawatt.
Bendungan Tapin merupakan salah satu dari 13 bendungan yang ditargetkan akan selesai sepanjang 2021. Sejauh ini, pemerintah telah menyelesaikan tiga bendungan, yakni Bendungan Napun Gete, Bendungan Tukul, dan Bendungan Napin.
Sebelumnya, Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR Jarot Wiyoko menyatakan bahwa sebanyak 13 bendungan akan selesai dibangun pada tahun ini. Adapun, target tersebut melonjak realisasi 2020 sebanyak 3 bendungan.
Berdasarkan data Ditjen SDA, target tersebut akan menambah jumlah bendungan di dalam negeri menjadi 31 unit bendungan. Adapun, target penyelesaian bendungan pada tahun memiliki volume sekitar 639,85 juta meter kubik.
"Tahun ini akan selesai 13 bendungan dan 2022 akan ditambah lagi 15 [bendungan] akan selesai. [Pada] 2023 ditambah 14 [bendungan yang selesai], dan pada 2024 ada 1 juga yang akan selesai," katanya.
Penyelesaian target bendungan Ditjen SDA pada tahun ini diramalkan akan menambah kemampuan irigasi lahan sebesar 115,03 persen menjadi 250.954 hektare. Selain itu, kemampuan menghadang air bencana banjir akan melonjak 115,76 persen menjadi 4.949,83 meter kubik per detik.
Di samping itu, kemampuan penyediaan air baku oleh negara akan bertambah 80 persen menjadi 13,16 meter kubik per detik dari realisasi 2020 di level 7,29 meter kubik per detik. Sementara itu, penyediaan listrik dari pembangkit listrik tenaga air akan naik 18,44 persen menjadi 138,7 megawatt.