Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 minus 2,07 persen. Meski begitu, ada sektor yang masih ekspansif, salah satunya adalah pertanian.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan bahwa pertanian tumbuh 1,75 persen. Pertanian merupakan 7 dari 17 sektor yang positif.
“Struktur PDB [produk domestik bruto] 2020 Indonesia tidak berubah berubah, yaitu industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Dengan catatan pertanian kontribusianya 13,7 persen,” katanya melalui diskusi virtual, Rabu (17/2/2021).
Kecuk menjelaskan bahwa realisasi tersebut cukup menggembirakan meski pertumbuhan pertanian 2020 lebih lambat dari tahun sebelumnya. Akan tetapi hal tersebut patut disyukuri.
“Tidak terbayangkan kalau sektor pertanian ini mengalami kontraksi yang sangat dalam karena besarnya kontribusi pertanian terhadap ekonomi,” jelasnya.
Dilihat dari subsektornya, ada dua dari tujuh pertanian yang mengalami kontraksi. Keduanya adalah peternakan (minus 0,33 persen) serta kehutanan dan penebangan kayu (minus 0,03 persen).
Baca Juga
Sisanya yang berada di jalur positif yaitu tanaman pangan (3,54 persen), tanaman holtikultura (4,17 persen), tanaman perkebunan (1,33 persen), jasa pertanian dan perkebunan (1,60 persen), dan perikanan (0,73 persen).
“Ada catatan khusus mengenai peternakan. Selama 2020 mengalami kontraksi karena beberapa hal yaitu permintaan yang sangat melemah. Kita tahu banyak hotel dan restoran tutup karena pandemi. Pendapatan masyarakat juga turun tajam sehingga produk peternakan melemah. Jadi bisa disadari negatif,” ucap Kecuk.