Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Digital (PaDi) UMKM, marketplace milik pemerintah, mampu mencatat total transaksi hingga Rp11,4 triliun hanya dalam waktu kurang dari satu semester.
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengatakan total transaksi tersebut dihitung sejak diluncurkan pada 17 Agustus 2020 hingga akhir Januari 2021, atau 5,5 bulan.
Adapun, PaDi UMKM adalah marketplace yang diluncurkan Kementerian BUMN pimpinan Erick Thohir bersama Kementerian Koperasi dan UKM, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) dan sembilan BUMN. Mereka yaitu Telkom, BRI, PT, Waskita, Wijaya Karya, Pupuk Indonesia, Pertamina, Pegadaian, dan PT PNM.
"Ini tentu satu awalan yang baik," kata Pahala seperti dilansir dari Tempo.co, Selasa (16/2/2021).
Dia menjelaskan perbedaan PaDi UMKM dengan platform marketplace lain. PaDi bertujuan membuka akses pasar bagi UMKM untuk masuk dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, khususnya BUMN, sehingga dalam situs resmi mereka, padiumkm.id, salah satu fitur yang tersedia yaitu e-procurement alias pengadaan elektronik.
Pahala menilai kemitraan antara BUMN dan UMKM lewat marketplace ini penting untuk meningkatkan ekosistem rantai nilai dan rantai pasok. Terutama, untuk ketahanan dan daya saing produk karya anak bangsa.
Baca Juga
Selain itu, pasar digital ini menjadi langkah cepat untuk pemulihan ekonomi nasional di tengah Covid-19. Pahala menilai angka Rp11,4 triliun ini masih sebagian kecil saja dari potensi yang bisa digarap lewat marketplace ini.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta kementerian untuk belanja produk-produk UMKM sejak tahun lalu, bukan cuma BUMN. Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp307 triliun dari APBN.
"Ini yang penting untuk dioptimalkan dari belanja kementerian/lembaga,” ujarnya saat peluncuran PaDi UMKM pada Agustus 2020.