Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jutaan Pekerja Inggris Tak Dapat Jatah Bantuan

Kekhawatiran mereka kontras dengan optimisme dari Bank of England bahwa aktivitas dan pertumbuhan akan pulih kembali dengan cepat mulai kuartal kedua setelah restoran dan bar dibuka kembali.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengacungkan jempol kepada pasien setelah mereka diberi vaksin saat ia mengunjungi pusat vaksinasi Covid-19 di Batley, West Yorkshire, Inggris, Senin (1/2/2021)./Antara/Reuters/Pool-Jon Super
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengacungkan jempol kepada pasien setelah mereka diberi vaksin saat ia mengunjungi pusat vaksinasi Covid-19 di Batley, West Yorkshire, Inggris, Senin (1/2/2021)./Antara/Reuters/Pool-Jon Super

Bisnis.com, JAKARTA - Sementara sejumlah negara Asia menikmati pemulihan ekonomi yang didukung stimulus pada kuartal terakhir tahun lalu, jaring pengaman sosial di Inggris tidak cukup kuat untuk menopang jutaan orang yang kehilangan pekerjaan.

Kondisi ini kontras dengan seruan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen pada forum G7 pekan lalu di mana Inggris menjadi tuan rumahnya. Dalam pertemuan daring tersebut, Yellen menyoroti perlunya negara-negara terkaya menggelontorkan lebih banyak stimulus untuk mendukung pemulihan dunia.

Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak dalam forum tersebut menekankan pentingnya G7 membentuk dukungan untuk negara-negara yang rentan.

Dilansir Bloomberg, Senin (15/2/2021), menurut Standard Life Foundation, sekitar 3,8 juta orang termasuk aktor dan musisi di teater terkenal London tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Para pekerja itu tidak masuk daftar penerima bantuan karena aturan ketat yang menyaring pekerja mandiri, kontraktor, dan orang-orang dengan riwayat pekerjaan yang tidak merata.

Hal itu meningkatkan tekanan pada Menteri Keuangan Rishi Sunak untuk memberikan lebih banyak bantuan bagi mereka yang dikecualikan saat dia mengirimkan proposal anggaran tahunannya pada 3 Maret mendatang.

“Puluhan ribu orang belum mendapatkan sepeser pun sejak Maret dan tentu saja itu sama sekali tidak berkelanjutan,” kata Rufus Norris, direktur artistik Teater Nasional di London, dilansir Bloomberg, Senin (15/2/2021).

Kekhawatiran mereka kontras dengan optimisme dari Bank of England bahwa aktivitas dan pertumbuhan akan pulih kembali dengan cepat mulai kuartal kedua setelah restoran dan bar dibuka kembali.

Secara keseluruhan, 7 juta orang di Inggris, atau satu dari lima karyawan, menerima pembayaran cuti yang mencakup hingga 80 persen dari gaji atau tunjangan pengangguran mereka. Meskipun program-program tersebut telah mendapat pujian karena mencegah lonjakan pengangguran yang lebih besar, ada jutaan lainnya yang ditinggalkan karena keadaan mereka tidak sejalan dengan sistem tunjangan.

Tidak hanya pekerja sektor seni yang dikecualikan dari bantuan. Diperkirakan 3 juta orang wiraswasta telah kehilangan dukungan pemerintah. Standard Life Foundation mengatakan 1,8 juta telah kehilangan setidaknya sepertiga dari pendapatan rumah tangga mereka.

"[Sistem] ini harus memasukkan orang-orang yang telah berganti pekerjaan, bekerja dalam peran paruh waktu dengan wirausaha, dan mereka yang penghasilannya tidak konsisten," kata Mubin Haq, kepala eksekutif yayasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper