Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia kemungkinan menyusut 3,1 persen (year on year/yoy) pada kuartal IV/2020, menyusul penurunan 3,49 persen pada kuartal sebelumnya.
Dari konsensus ekonom yang dirilis Bloomberg, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 diperkirakan akan menyusut 2,2 persen.
Dari data yang dikumpulkan, proyeksi pertumbuhan ini menunjukkan sedikit perubahan dalam aktivitas transportasi dan sedikit peningkatan dalam pengukuran aktivitas ritel sepanjang kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, di tengah rata-rata sedikit pelonggaran ukuran jarak sosial.
Untuk mendukung pemulihan, pemerintah meningkatkan pencairan paket stimulus sehingga belanja pemerintah menguat. Di sisi lain, ekspor neto diyakini akan mengalami penguatan. Sayangnya, kurva penurunan penularan Covid-19 belum merata dan langkah-langkah jarak sosial harus diperketat kembali pada akhir Desember. Alhasil, kebijakan tersebut membuat kegiatan masyarakat menurun, terutama konsumsi.
Kontraksi yang semakin mendalam juga tampak pada kredit konsumen dan bisnis sepanjang kuartal keempat. Menurut Bloomberg, hal ini terjadi meskipun survei menunjukkan peningkatan kepercayaan selama periode tersebut.
Sementara itu, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perekonomian Indonesia pada kuartal IV/2020 diperkirakan tumbuh dalam kisaran -2 persen hingga 0,6 persen.
Dia meyakini adanya perbaikan pertumbuhan dari kuartal sebelumnya seiring dengan berangsur-angsur pulihnya kegiatan manufaktur yang tercermin dari realisasi Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan November 2020 sebesar 50,6 persen.
Badan Pusat Statistik akan mengumumkan rilis pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2020 dan keseluruhan tahun 2020 pada hari ini, Jumat (5/2/2021). Rilis dimulai pada pukul 09.00 WIB dan bisa diakses melalui kanal YouTube BPS Statistics.