Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komite IV DPD Sukiryanto menilai kepengurusan Masyarakat Ekonomi Syariah atau MES yang baru saja dibentuk ahistoris atau tidak sejalan dengan sejarah terbentuknya organisasi nirlaba tersebut.
Menurutnya, selain tidak inklusif, organisasi itu juga tidak merepresentasikan seluruh sumber daya yang ada.
Niat awal pembentukan MES menurut Senator dari daerah pemilihan Kalimantan Barat itu, sangat jelas dan masih termaktub dalam misi penguatan organisasi tersebut.
“Masyarakat Ekonomi Syariah merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempercepat penerapan sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. MES menjadi wadah yang inklusif dalam menghimpun seluruh sumber daya yang ada dan membangun sinergi antarpemangku kepentingan,” kata Sukiryanto, di Kompleks Parlemen, Rabu (3/2/2021).
Hanya saja, lanjutnya, hari ini hal itu tidak terlihat dalam kepengurusan MES.
“Apakah sudah menghimpun seluruh sumber daya yang ada, dan apakah sudah membangun sinergi antarpemangku kepentingan?” tanya Sukiryanto.
Baca Juga
Dia mengatakan, dari susunan pengurus MES yang diketuai Menteri BUMN Erick Thohir itu, tidak ada satu pun representasi dari Senator atau DPD RI sebagai wakil stakeholder daerah.
Susunan hanya diisi dari unsur MPR, DPR dan Eksekutif, termasuk para menteri.
“Kita ingat persis bahwa kerangka awal berdirinya MES digagas oleh KH Ma’ruf Amin, mantan Ketua OJK Mulyaman dan Perry Warjiyo, yang sekarang menjabat Gubernur Bank Indonesia. Dengan visi untuk menjadi organisasi terdepan dalam mewujudkan arus baru ekonomi syariah di Indonesia,” ungkap Sukiryanto.
Akan tetapi, melihat kepengurusan saat ini, Sukiryanto mengaku pesimistis visi tersebut dapat dicapai. Apalagi di struktur penggerak dan pengurus harian, semua diisi para menteri kabinet.
“Saya bukan mengecilkan pemahaman mereka di pengurus inti, tetapi kepengurusan ini sekali lagi saya katakan, tidak menghimpun seluruh sumber daya yang ada dan membangun sinergi antarpemangku kepentingan,” kata Sukiryanto.
Seperti diketahui, dalam kepengurusan inti, di struktur penggerak dan pengurus harian memang diisi para menteri. Di antaranya Mahfud M.D, Sofyan Djalil, Retno Marsudi, Agus Gumiwang Kartasasmita, Abdul Halim Iskandar, Sandiaga Uno, dan Yaqut Cholil Qoumas.
Sementara di pengurus harian duduk sebagai ketua umum Erick Thohir, lalu Teten Masduki, Muhammad Lutfi, dan Bahlil Lahadlia.