Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah nonpemerintah di Hong Kong, di antara yang termahal di dunia, sedikit naik pada 2020 di tengah pandemi virus corona, hampir tidak memperpanjang kenaikan sejak 2009.
Menurut data indeks properti awal, harga sedikit tumbuh tahun lalu, dengan indeks pada Desember di 379,3 versus 379,2 untuk 2019.
Harga rumah di pusat keuangan Asia itu tahan banting meskipun ada kerusuhan sosial pada 2019 dan wabah Covid-19 pada 2020, didukung oleh permintaan yang kuat dan suku bunga rendah.
Namun, harga turun 0,4 persen pada Desember, penurunan bulan ketiga berturut-turut dibandingkan dengan penurunan 0,2 persen yang direvisi pada November.
Agen properti umumnya memperkirakan harga terus melemah pada paruh pertama tahun ini menunggu vaksinasi virus corona tersedia secara luas.
Di luar itu, konsultan properti Savills dan Colliers International sama-sama memprediksi kenaikan harga hingga 5 persen di pasar perumahan massal selama setahun ke depan.
Savills mengatakan faktor-faktor positif jangka panjang seperti likuiditas yang melimpah dan suku bunga riil yang rendah yang mendukung permintaan cenderung lebih besar daripada faktor-faktor negatif jangka pendek, termasuk peningkatan pengangguran.
Pengembang properti meningkatkan peluncuran baru produk mereka memasuki 2021, sejauh ini menjual lebih dari 1.000 flat baru pada Januari ini, sekitar 80 persen lebih banyak daripada pada Desember 2020.