Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan refocusing dan realokasi belanja kementerian dan lembaga (K/L) untuk kebutuhan anggaran pengadaan vaksin Covid-19 bisa selesai bulan depan.
Pemerintah mengestimasikan anggaran yang harus dipenuhi untuk pengadaan vaksin adalah sebesar Rp73,3 triliun.
Untuk saat ini, Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah memiliki dana cadangan sebesar Rp50 triliun, sisanya akan dipenuhi melalui refocusing dan realokasi anggaran K/L.
“Kami sesuai instruksi Presiden melakukan refocusing dan realokasi belanja KL, belanja 2021 yang kemungkinan bukan prioritas dan tidak mungkin dijalankan,” katanya dalam Raker bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/1/2021).
Sri Mulyani menjelaskan, refocusing dan realokasi belanja K/L, termasuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD), akan difokuskan pada belanja nonprioritas, seperti honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, sisa dana lelang, serta kegiatan yang tidak mendesak, dapat ditunda, atau dibatalkan.
Refocusing juga akan dilakukan dengan menyesuaikan belanja barang dan belanja modal operasional. Sri Mulyani mengatakan refocusing tersebut akan diselesaikan pada Februari 2021 agar pelaksanaan pemulihan ekonomi dapat segera berjalan.
Baca Juga
Strategi ini juga dilakukan agar defisit APBN 2021 tidak melebihi dari yang telah ditetapkan sebesar 5,7 persen.
“DPR waktu itu menyampaikan pemerintah boleh refocusing asal tidak melebihi total anggaran belanja dan tidak melebihi defisit 5,7 persen. Ini tugas yang sangat berat, kami akan coba sesuai dengan permintaan DPR untuk menjaga fiskal,” kata Sri Mulyani.