Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Pesawat China ini Digadang-gadang jadi Saingan Boeing dan Airbus

Namun, masih perlu beberapa tahun lagi agar Comac bisa menjadi ancaman serius bagi pabrikan pesawat Airbus dan Boeing
Pesawat Comac C919/Bloomberg
Pesawat Comac C919/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - China akhirnya sampai di garis akhir dalam memproduksi pesawat yang akan bersaing dengan produk berbadan sempit dari Airbus SE dan Boeing Co.

Dilansir Bloomberg, Selasa (26/1/2021), Commercial Aircraft Corp. of China or Comac, akan mulai mengirimkan pesawat lorong tunggal C919 akhir tahun ini, demikian berita yang ditulis oleh Global Times dengan mengutip pernyataan General Engineer Comac Yang Zhigang.

Pesawat C919 merupakan saingan Airbus A320 dan Boeing 737. Pesawat ini sebelumnya telah terbang pertama kali pada 2017, tetapi belum digunakan secara komersial. Sementara itu, saat dihubungi Bloomberg terkait informasi tersebut, perwakilan dari Comac belum memberikan respons.

Jika pesawat C919 benar-benar mulai dikirim pada akhir tahun ini pun, perlu beberapa tahun lagi agar Comac bisa menjadi ancaman serius bagi pabrikan pesawat Airbus dan Boeing, menurut Chairman Emeritus Centre for Aviation Sydney Peter Harbison.

Perusahaan asal China ini diperkirakan tidak akan mencapai volume penjualan yang diperlukan untuk meyakinkan konsumen non-China dalam waktu dekat.

"Maskapai tidak mau membeli pesawat yang mahal dan alternatifnya adalah membeli dalam jumlah besar untuk mendapatkan skala ekonomis, walaupun tanpa ketidakpastian suku cadang dan dukungan teknis," jelasnya.

Dengan kebijakan Pemerintahan Xi Jinping yang ingin mengurangi ketergantungan China kepada Boeing dan Airbusa, Comac dapat mengupayakan untuk rencana jangka panjang.

Inilah alasan mengapa perusahaan ini lebih ambisius pada 2021, salah satunya mulai memproduksi CR929, pesawat dengan lorong ganda yang dikembangkan bersama partner dari Rusia.

Walaupun Comac akan memproduksi C919 di China, pesawat ini sulit dikatakan produksi China sepenuhnya. Hal ini karena masih menggunakan komponen dari luar negeri seperti dari General Electric untuk beberapa komponen penting.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper