Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah menjajaki potensi ekspor listrik ke Singapura. Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (19/1/2021).
Arifin menuturkan bahwa ketika program 35.000 megawatt (MW) selesai nantinya diperkirakan ada potensi kelebihan pasokan listrik, terlebih saat ini penyerapan listrik cenderung menurun.
Reserve margin atau cadangan daya pembangkit diperkirakan bisa mencapai 50 persen. Angka ini lebih besar dari angka ideal yang hanya perlu sebesar 30 persen.
"Jadi ada 20 persen dari 70 gigawatt [kapasitas terpasang] yang memang harus kami carikan pemecahannya," ujar Arifin.
Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan pasokan listrik ini adalah dengan mengincar peluang ekspor listrik ke Singapura. Rencananya, pasokan dari sistem kelistrikan di Pulau Jawa akan dialirkan ke Singapura melalui Riau.
"Singapura perlu impor listrik. Oleh karena itu, kami menjajaki ekspor kelebihan listrik kita. Nanti kami sambung dari Jawa ke Sumatra, Sumatra—Riau, Riau ke Singapura. Atau masuk ke Asean Grid dari Sumatra ke Peninsula Malaysia," kata Arifin.
Baca Juga
Di sisi lain, pemerintah juga akan mempercepat program interkoneksi kelistrikan antarpulau sehingga daerah yang memiliki kelebihan pasokan listrik dapat menyalurkannya ke daerah yang kurang pasokan listrik.
Pemerintah juga mendorong pemanfaatan kompor listrik dan kendaraan listrik untuk meningkatkan penyerapan listrik. Upaya lainnya, pemerintah berencana merelokasi pembangkit usia tua.
"Relokasi dari existing pembangkit, contohnya pembangkit tua usia 20—25 tahun bisa tidak direlokasi ke tempat yang membutuhkan, antara lain tempat yang memiliki potensi industri smelter," katanya.