Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan kapasitas terpasang pembangkit berbasis energi baru terbarukan dapat mencapai 11.373 megawatt pada tahun ini.
Angka tersebut meningkat sekitar 906 MW dari realisasi kapasitas terpasang pada 2020 yang mencapai 10.467 MW.
"Tahun ini kami menargetkan ada tambahan 905,73 MW untuk pembangkit EBT [energi baru terbarukan]," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana dalam konferensi pers, Kamis (14/1/2021).
Penambahan kapasitas terbesar berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 557,93 MW, disusul oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 196 MW, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 138,8 MW, dan pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) 13 MW.
Dadan menuturkan bahwa penambahan kapasitas pembangkit EBT tahun lalu kurang menggembirakan, yakni hanya sebesar 176 MW. Hal ini disebabkan adanya sejumlah proyek, seperti pembangkit listrik panas bumi (PLTP), yang mengalami penundaan jadwal beroperasi (commercial on date/COD) karena terdampak pandemi Covid-19.
Penambahan kapasitas EBT tahun lalu di antaranya berasal dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTBm Merauke sebesar 3,5 MW, PLTM Sion sebesar 12,1 MW dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW.
Baca Juga
Sementara itu, investasi sektor EBTKE tahun ini ditargetkan dapat mencapai US$2,05 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari aneka EBT sebesar US$1,24 miliar, lalu panas bumi US$0,73 miliar, bionergi US$0,07 miliar, dan konservasi energi US$0,01 miliar.