Bisnis.com, JAKARTA - Kelanjutan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) akan menjadi salah satu prioritas Benua Biru tahun ini.
Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia Vincent Piket menyambut baik perkembangan yang telah dicapai kedua belah pihak sejauh ini, meski perundingan putaran ke-10 tertunda karena pandemi.
"Kami akan melanjutkan perkembangan ini dan menjadi prioritas utama kami dan indoensia," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1/2021).
Selain perundingan ke-10 yang dijadwalkan pada Maret 2021, Uni Eropa kini juga tengah bekerja dengan pemangku kepentingan bisnis dan investasi di Indonesia, antara lain untuk penyesuaian standar pasar dan produk untuk liberalisasi kedua belah pihak.
Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan perundingan dapat ditutup pada akhir tahun ini. Pada 15-26 Juni 2020, keduanya mengadakan perundingan intersesi yang diselenggarakan secara virtual. Vincent mengatakan berdasarkan studi internal UE, perjanjian ini dapat menambah angka pertumbuhan ekonomi Indonesia senilai 0,5 hingga 5 miliar euro per tahun.
Sementara itu, mengenai perdagangan, volumenya menurun 11 persen pada 10 bulan pertama 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia, lanjutnya, nilainya juga tumbuh 27 persen secara tahunan dan volumenya naik 10 persen. Sedangkan ekspor kayu dari Indonesia ke UE sepanjang Januari-Oktober 2020 tercatat senilai 1 miliar euro.
Baca Juga
"Jelas ini adalah bukti bahwa ada pintu yang tetap terbuka untuk ekspor sumber daya alam Anda," katanya.