Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan I-EU CEPA dengan Indonesia Jadi Prioritas Uni Eropa Tahun Ini

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket menyambut baik perkembangan yang telah dicapai kedua belah pihak sejauh ini, meski perundingan putaran ke-10 tertunda karena pandemi.
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA - Kelanjutan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) akan menjadi salah satu prioritas Benua Biru tahun ini.

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia Vincent Piket menyambut baik perkembangan yang telah dicapai kedua belah pihak sejauh ini, meski perundingan putaran ke-10 tertunda karena pandemi.

"Kami akan melanjutkan perkembangan ini dan menjadi prioritas utama kami dan indoensia," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1/2021).

Selain perundingan ke-10 yang dijadwalkan pada Maret 2021, Uni Eropa kini juga tengah bekerja dengan pemangku kepentingan bisnis dan investasi di Indonesia, antara lain untuk penyesuaian standar pasar dan produk untuk liberalisasi kedua belah pihak.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan perundingan dapat ditutup pada akhir tahun ini. Pada 15-26 Juni 2020, keduanya mengadakan perundingan intersesi yang diselenggarakan secara virtual. Vincent mengatakan berdasarkan studi internal UE, perjanjian ini dapat menambah angka pertumbuhan ekonomi Indonesia senilai 0,5 hingga 5 miliar euro per tahun.

Sementara itu, mengenai perdagangan, volumenya menurun 11 persen pada 10 bulan pertama 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia, lanjutnya, nilainya juga tumbuh 27 persen secara tahunan dan volumenya naik 10 persen. Sedangkan ekspor kayu dari Indonesia ke UE sepanjang Januari-Oktober 2020 tercatat senilai 1 miliar euro.

"Jelas ini adalah bukti bahwa ada pintu yang tetap terbuka untuk ekspor sumber daya alam Anda," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper