Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Kecelakaan, Ini Strategi Maskapai Penuhi Perawatan Pesawat

Pengamat penerbangan menilai maskapai memiliki bermacam strategi untuk memenuhi aspek perawatan pesawat untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Petugas Garuda Indonesia Maintenance Facilities (GMF AeroAsia) memeriksa hidrolik pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 - 300ER./Antara-Muhammad Iqbal
Petugas Garuda Indonesia Maintenance Facilities (GMF AeroAsia) memeriksa hidrolik pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 - 300ER./Antara-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai diklaim masih bisa melakukan sejumlah strategi dalam menekan biaya pemeliharaan selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia Gerry Soejadtman mengatakan sejauh ini belum ada inidkasi bahwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air (SJ-182) akibat persoalan pemeliharaan pesawat (maintenance). Pemeriksaan laporan keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah maskapai yang bersangkutan mampu membayar biaya pemeliharaan tersebut.

“Yang penting maintenance tetap dilakukan. Pemeriksaan keuangan itu untuk mengecek apakah maskapainya mampu membayar maintenance atau perbaikannya,” ujarnya, Senin (11/1/2021).

Gerry menyebutkan terkait dengan strategi keuangan, banyak cara yang bisa dilakukan oleh maskapai.

Dia mencontohkan pembayaran tagihan setelah dikerjakan, kemudian pay by the hour (pembayaran dengan nominal nilai tertentu untuk setiap jam terbang). Selain itu, strategi non keuangan menghemat biaya maintenance dengan cara yang baik dan aman juga.

Gerry pun menyebutkan kelaikan pesawat tak berkorelasi terhadap usianya. Usia pesawat biasanya lebih berkorelasi pada biaya perawatan yang lebih mahal.

Dia melanjutkan tidak ada batasan usia pesawat untuk kelaikan dalam menggunakan pesawat. Namun, ketika pesawat sudah mengharuskan banyak komponen yang perbaiki atau ganti maskapai akan melakukan perhitungan ekonomis terkait dengan kelanjutan penggunaan pesawat ini.

Gerry menyatakan dari perbaikan biasanya penambahan beban pesawat yang membuat konsumsi bahan bakar pesawat makin besar, membuat ongkos bahan bakar melambung. Selain itu ketersediaan suku cadang dan fasilitas maintenance juga menjadi pertimbangan tingkat keekonomisan pesawat.

"Indonesia alergi dengan pesawat tua sejarahnya [kecelakaan] memang banyak dari pesawat tua. Itu ada psikological trauma, tapi di industri ini selama bisa dirawat masih laik terbang," tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper