Bisnis.com, SUBANG - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membenarkan konsorsium pengelola Pelabuhan Patimban merupakan perusahaan joint operation dengan Jepang. Konsorsium pimpinan CTCorp disebut memulai diskusi dengan perwakilan Jepang.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub R Agus H Purnomo menuturkan bahwa setelah konsorsium Patimban sebagai operator Pelabuhan sudah berkontrak resmi dengan pemerintah, diwajibkan mencari partner operator.
"Ya nanti setelah konsorsium itu [CTCorp] kontrak resmi ditunjuk, mereka akan mencari partner, partner-nya saya kira yang paling nominatif dari Jepang, karena ya pelabuhannya dibuat Jepang, tentu nanti diskusi dengan kami sebagai regulator," urainya di Pelabuhan Patimban, Minggu (10/1/2021).
Dia menegaskan faktanya saat ini kargo kendaraan atau mobil-mobil baik yang diekspor maupun dikirim ke pulau lain di Indonesia paling banyak merupakan kendaraan pabrikan Jepang. Dengan demikian, wajar jika Jepang menjadi partner paling potensial menjadi operator pelabuhan.
"Jadi mereka sudah mulai diskusi saya kira, tapi saya tidak ikut sampai jauh ke sana tetapi secara political will, baik secara dana juga dari JICA, kargo kendaraan juga Jepang banyak, bahkan impor mobil pun dari Jepang juga masih ada. Saya kira mereka akan ke sana," paparnya.
Agus menuturkan pihaknya tengah menggenjot penyelesaian terminal kontainer di Patimban. Dia menyebut dermaga kontainer sudah siap untuk dioperasikan dari sisi kedalaman laut.
Baca Juga
Dari target sebelumnya dapat beroperasi pada Juni 2021, pihaknya optimistis pengoperasiannya dapat dimajukan menjadi Februari 2021. Pihaknya tengah mengusahakan agar crane untuk mengangkut kontainer segera dapat dipasang setelah dermaga dan alur lautnya sudah layak dengan kedalaman 10 meter dan lebar 160 meter.
"Kami sedang mengusahakan supaya nanti ada crane dan sebagainya. Saya berharap bahwa perlahan-lahan insya Allah pada mungkin bulan ini atau akhir bulan ini atau awal bulan depan sudah ada kargo di situlah, selain untuk kargo untuk mobil ini," paparnya.
Pihaknya menyebut sudah menyiapkan dermaga sepanjang 150 meter untuk kontainer dan nanti mengadakan portable crane yang harus disiapkan sesegera mungkin.
Dia bercerita, sewaktu awal dibangun, kedalaman alur laut minus 10 meter sempat diragukan. Namun, setelah diperbaiki tidak ada lagi masalah mengenai hal tersebut.
Adapun, Konsorsium Patimban yang terdiri atas PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.
Sebelumnya, Minister of Economic Affairs of the Embassy of Japan Tadayuki Miyashita menuturkan Pelabuhan Patimban telah menjadi proyek simbolis hubungan kerja sama pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Pembangunan ini tentunya akan memberikan kontribusi besar bagi Indonesia termasuk upaya mempromosikan ekspor, menciptakan iklim investasi yang baik, hingga pengalihan teknologi dan pengembangan SDM.
Dia juga menegaskan infrastruktur keras (hard infrastructure) saja tidak cukup untuk meningkatkan daya saing hingga mengurangi biaya dan waktu pengiriman barang.
"Dalam hal ini kami juga sudah mengetahui Kemenhub menunjuk konsorsium CTCorp sebagai operator Pelabuhan Patimban, kami tengah menanti agar konsorsium Jepang dan konsorsium Indonesia ini dapat membentuk kerja sama sebagai Indonesia-Jepang joint operation dalam waktu dekat, sebagaimana yang sudah disepakati Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Jepang," katanya.