Bisnis.com, JAKARTA – Industri layar lebar Tanah Air tidak tinggal diam dengan kemungkinan meningkatnya risiko gagal bisnis setelah adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021.
Sales and Marketing Division Head CGV Manael Sudarman mengatakan perusahaan mencoba membuka peluang dengan menggencarkan fungsi-fungsi lain yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap pendapatan.
Dia menjelaskan beberapa fungsi lain yang bakal digencarkan oleh CGV tahun ini adalah pemanfaatan fasilitas bioskop untuk kegiatan seminar, stand up comedy, dan ajang turnamen gim daring. Manael mengungkapkan upaya tersebut sudah dimulai sejak 2014.
"Jadi, ketika konten film tidak banyak kita bisa mendapat revenue dengan kegiatan lain dengan harga yang terjangkau," ujar Manael kepada Bisnis.com, Jumat (9/1/2021).
Saat ini, lanjut Manael, secara operasional terdapat 60 persen bioskop di bawah naungan PT Layar Graha Prima Tbk. (BLTZ) tersebut yang berhasil dibuka sejak April 2020. Tetapi, dari sisi okupansi secara rerata masih di bawah 10 persen dengan jumlah kunjungan paling sedikit bisa hanya 1-5 orang.
Di satu sisi, Manael berharap pandemi bisa segera selesai dan masyarakat mulai tertarik kembali untuk mengunjungi bioskop. Tetapi, dia mengkhawatirkan dalam jangka pendek industri layar lebar di Tanah Air bisa mengalami kolaps.
Baca Juga
Dia berharap pemerintah dapat mengeluarkan beberapa kebijakan yang berpihak kepada pelaku industri layar lebar, termasuk untuk hal perpajakan.
"Contohnya, Di korea ada program di mana pemerintah support ke penjualan tiket bioskop sehingga secara penjualan bisa lebih murah. Jadi, dengan kontribusi dari pemerintah, bioskop dan konten kreator memiliki revenue dan masyarakat lebih mudah untuk bisa datang," lanjutnya.