Bisnis.com, JAKARTA – PT Len Industri (Persero), yang memiliki jajaran komisaris baru, menyiapkan sejumlah langkah utama yang akan dilakukan pada 2021 untuk bangkit dari kondisi yang berat pada 2020.
Vice President Sekretaris Perusahaan PT Len Industri (Persero) Atini Hasanah mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi memiliki dampak negatif secara global di semua sektor, tak terkecuali bagi PT Len Industri.
"Langkah utama yang akan dilakukan pada 2021 adalah melakukan restrukturisasi utang untuk revitalisasi keuangan perusahaan," katanya dalam keterangan pers, Kamis (7/1/2020).
Selain itu, lanjutnya, transformasi bisnis, operasional, digital, dan budaya untuk memperbesar profitabilitas, efisiensi operasi, produktifitas asset, dan pertumbuhan berkelanjutan.
“Pekerjaan besar 2021 ini adalah bagaimana memperbaiki kinerja perusahaan agar meningkatkan profitabilitas dan efisiensi. Meski sebenarnya pada 2020, Len Industri juga telah mampu meyelesaikan pekerjaan, proyek, dan mendelivery-nya tepat waktu”, imbuh Atini.
Kementerian BUMN melakukan perubahan susunan anggota Dewan Komisaris PT Len Industri (Persero). Mereka memiliki tugas berat untuk mengawal perseroan bangkit dari kondisi berat pada 2020.
Perubahan tersebut ditetapkan dan disahkan melalui penyerahan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-04/MBU/01/2021 yang dilaksanakan secara online, pada Selasa (5/1/2021).
Baca Juga
Kementerian menetapkan Dean Arslan sebagai komisaris utama, Bambang Kusharto sebagai komisaris, Zuryati Simbolon sebagai komisaris, Rindoko Dahono sebagai komisaris independen, Helvi Yuni Moraza sebagai komisaris independen.
Kelima nama baru tersebut menggantikan posisi Leonardi sebagai komisaris utama, Jerry S.Justianto sebagai komisaris, Bin Nahadi sebagai komisaris, serta Wisnu Aji Nugroho sebagai komisaris independen yang telah habis masa baktinya per Juni 2020.
“Perusahaan sekarang memiliki lima (5) orang anggota dewan komisaris baru, dua di antaranya adalah komisaris independen. Kementerian BUMN baru saja melakukan perubahan dengan penambahan satu anggota dewan komisaris," kata Vice President Sekretaris Perusahaan PT Len Industri (Persero) Atini Hasanah dalam keterangan pers, Kamis (7/1/2020)
Menurutnya, dewan komisaris selaku perpanjangan tangan pemegang saham dalam melakukan pengawasan, kini memiliki tugas berat untuk mengawal perseroan bangkit dari kondisi yang berat pada 2020.
PT Len Industri adalah perusahaan BUMN yang berbasis teknologi dan bergerak dalam lini bisnis Elektronika Pertahanan, Energi dan Sistem Daya, Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), Sistem Navigasi, serta Sistem Transportasi.
Sejak 1991, Len Industri telah menjalankan bisnisnya sebagai manufaktur modul surya dan persinyalan, investor IPP PLTS (Independent Power Producer), O&M (Operation & Maintenance) dalam perkeretaapian dan ICT, managed service di bidang ICT, consumer goods dalam penyediaan PLTS Rooftop (LenSolar), Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam pembangunan Palapa Ring Paket Tengah, hingga kolaborasi antarBUMN untuk pemanfaatan PLTS, serta EPC (Engineering, Procurement, Construction) untuk kelima lini bisnis tersebut.
Len Industri dalam industri pertahanan memfokuskan kompetensinya di bidang C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance) untuk menyuplai dan mendukung kebutuhan alutsista TNI di tiga matra (AD, AL, AU).
Produk andalan dalam industri pertahanan antara lain; Taktikal data link, Radar pertahanan, Target drone, Drone MALE Black Eagle, Combat Management System (CMS), Gunnery Firing Range (GFR), Taktikal radio, dan lain-lain.
Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, Len Industri berperan aktif bersama BPPT dalam penyediaan emergency ventilator untuk penanganan pasien penderita Covid-19.