Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lewati Batas Maksimum, Utang 2020 Naik 180,4 Persen. Ini Penjelasan Sri Mulyani

Utang pemerintah 2020 meningkat 180,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan total Rp437,5 triliun. Realisasinya 100,5 persen dari target yang ditentukan oleh Peraturan Presiden (Perpres) 72/2020 sebesar Rp1220,5 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Menkeu mengatakan pemerintah akan mewaspadai ancaman pelemahan ekonomi gara-gara wabah corona di China demi mengejar target asumsi dasar ekonomi makro di APBN 2020. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Menkeu mengatakan pemerintah akan mewaspadai ancaman pelemahan ekonomi gara-gara wabah corona di China demi mengejar target asumsi dasar ekonomi makro di APBN 2020. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasar

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang meningkat secara tajam membuat pembiayaan anggaran menjadi tantangan.

“Tahun 2020 ini, kami merealisasi Rp1.226,8 triliun pembiayaan utang. Di mana penerbitan SBN neto sebesar Rp1.177,2 triliun dan Rp49,7 triliun pinjaman neto,” katanya melalui konferensi pers virtual, Rabu (6/1/2020).

Utang pemerintah 2020 meningkat 180,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan total Rp437,5 triliun. Realisasinya 100,5 persen dari target yang ditentukan oleh Peraturan Presiden (Perpres) 72/2020 sebesar Rp1220,5 triliun.

Peningkatan pembiayaan utang utamanya dilakukan untuk penanganan dampak Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Pembiayaan dilakukan secara hati-hati, fleksibel, dan terukur dengan mengoptimalkan sumber pembiayaan yang efisien.

Sri menjelaskan bahwa pembiayaan investasi terkumpul Rp104,7 triliun. Jauh dari target karena hanya mencapai 40 persen atau yang harus didapat Rp257,1 triliun.

Adapun, pembiayaan pinjaman hanya mencapai Rp1,5 triliun dari target Rp5,8 triliun. Kewajiban pinjaman tercatat Rp3,6 triliun dan pembiayaan lainnya sebesar Rp70,9 triliun.

“Dengan demikian jumlah keseluruhan pembiayaan anggaran kita Rp1.190,9 triliun atau naik cukup tajam 196,2 persen dari tahun lalu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper