Bisnis.com, JAKARTA - Belanja negara menjadi motor penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Tidak heran pertumbuhannya mencapai 12,2 persen dibandingkan tahun 2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa total realisasi belanja negara sementara pada 2020 sebesar Rp2.589,9 triliun. Capaian ini 94,6 persen dari target berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) 72/2020.
“Belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.827,4 triliun. Terdiri atas belanja kementerian/lembaga Rp1.055 triliun dan nonkementerian/lembaga Rp772,3 triliun,” katanya melalui konferensi pers virtual, Rabu (6/1/2021).
Sri menjelaskan bahwa transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp762,5 triliun. Jumlah tersebut terbagi atas transfer ke daerah Rp691,4 triliun dan dana desa Rp71,1 triliun.
Dari realisasi tersebut, refocusing dan realokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp145,7 triliun dan TKDD Rp94,2 triliun menjadi salah satu pendukung untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Realokasi diyakini Sri sangat membantu melaksanakan program PEN yang butuh dana cukup besar untuk penanganan kesehatan dan memberikan perlindungan bagi masyarakat, UMKM, dan dunia usaha.
Baca Juga
Selain itu, refokusing juga membawa pola baru belanja operasional kementerian/lembaga yang lebih efisien menuju adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
“Peningkatan belanja negara sangat efektif untuk membantu penanganan Covid-19, menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi dampak kenaikan kemiskinan dan pengangguran,” jelas Sri.