Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Eurasia: Perpecahan AS Jadi Risiko Terbesar 2021

Laporan tersebut mengungkap 10 risiko geopolitik, iklim, dan masalah di masing-masing negara yang dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam KTT Pemimpin NATO di Grove Hotel, Watford, Inggris, pada 4 Desember 2019./Antara-Reuters
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam KTT Pemimpin NATO di Grove Hotel, Watford, Inggris, pada 4 Desember 2019./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam sebuah survei oleh Eurasia Group terungkap bahwa perpecahan di Amerika Serikat menjadi risiko terbesar dunia pada tahun ini di tengah ekonomi global yang masih berada di bawah krisis virus Corona.

"Dalam beberapa dekade yang lalu, dunia akan melihat ke AS untuk memulihkan prediktabilitas pada saat krisis. Namun, negara adidaya terkemuka dunia menghadapi tantangan besarnya sendiri," kata Presiden Eurasia Group, Ian Bremmer dan Chairman Cliff Kupchan dalam laporan tentang risiko teratas untuk 2021, dilansir Bloomberg, Selasa (5/1/2020).

Dimulai dengan kesulitan yang dihadapi Pemerintahan Joe Biden di AS yang terpecah, laporan tersebut mengungkap 10 risiko geopolitik, iklim, dan masalah di masing-masing negara yang dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global.

Dampak Covid-19 yang berkelanjutan serta pemulihan berbentuk K di negara maju dan berkembang adalah faktor risiko terbesar kedua yang dikutip dalam laporan tersebut.

Biden akan mengalami kesulitan mendapatkan kepercayaan baru pada kepemimpinan global AS saat dia berjuang untuk mengelola krisis domestik. Dengan sebagian besar wilayah AS yang meragukan legitimasinya, efektivitas politik dan umur panjang kepresidenannya, masa depan Partai Republik, dan legitimasi model politik AS menjadi dipertanyakan.

"Ketika negara yang paling kuat terpecah belah, semua orang punya masalah," kata Bremmer dan Kupchan.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa pandemi dan dampak luasnya tidak akan hilang begitu vaksinasi meluas. Pemulihan yang tidak merata, ketimpangan akses vaksin dan rencana stimulus yang gagal akan meningkatkan tingkat utang, membuat para pekerja terlantar dan memicu oposisi terhadap para pemimpin yang sedang menjabat.

Bagi AS, hal-hal ini akan meningkatkan polarisasi yang memberi dukungan untuk Donald Trump. Sedangkan bagi negara berkembang, krisis utang dapat menyebabkan masalah keuangan.

Risiko tersebut masih diawarnai sejumlah kekhawatiran yang dibesar-besarkan, termasuk hubungan antara Biden dan sekutu Trump seperti Presiden Turki Recep Tayyip, Jair Bolsonaro dari Brasil, Boris Johnson dari Inggris, dan Binyamin Netanyahu dari Israel. Menurut laporan itu, pemerintahan Biden akan terlibat dalam kepentingan bersama dan para pemimpin akan beradaptasi dengan status quo baru.

Ketakutan atas reaksi global terhadap perusahaan teknologi besar Paman Sam dan konfrontasi Iran-AS juga dipandang sebagai risiko yang lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper