Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Indonesia Diproyeksi Bertahan 5% di Tengah Eskalasi Tensi Geopolitik

Ekonom mengungkapkan saat ini ekonomi Indonesia bukan hanya bergantung pada kondisi internasional, namun juga didominasi aktivitas domestik.
Gedung-gedung di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta pada Kamis (15/2/2024). - Bloomberg/Muhammad Fadli
Gedung-gedung di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta pada Kamis (15/2/2024). - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksikan ekonomi Indonesia mampu tetap tangguh di level 5% pada tahun ini, meski tensi geopolitik terus memanas. 

Eko mengungkapkan saat ini ekonomi Indonesia bukan hanya bergantung pada kondisi internasional, namun juga didominasi aktivitas domestik. 

“Sejauh ini dengan eskalasi konflik sekarang, dampak kepada ekonomi sektor riil masih terbatas, kalau untuk tumbuh 4,5% sampai 5%, saya yakin kenaikan kita masih bisa tumbuh segitu,” jelasnya dalam diskusi Dampak Kebijakan Ekonomi Politik di Tengah Perang Iran Israel, Senin (22/4/2024). 

Pada ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina yang terjadi pada 2022 lalu, meski mengganggu suplai dan harga pangan, nyatanya ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5%.

Setidaknya, lanjut Eko, ekonomi Indonesia mampu bertahan di tengah gejolak konflik yang sedikit banyak memberikan efek terhadap ekonomi dalam negeri. 

Di sisi lain, Eko pun belum dapat melihat akhir dari konflik yang terjadi. Dirinya mengatakan pemerintah harus bersiap ekonomi Indonesia akan tergerus jika konflik tidak selesai dalam satu tahun. 

“Apakah sampai resesi? Dugaan saya nggak, selama kita bisa menjaga konsumsi dan sisi produksi kita terutama kaitannya dengan industri sebagai salah satu leading sector, itu memungkinkan kita bisa bertahan,” lanjutnya. 

Pada tahun terakhir pemerintahan Jokowi, ekonomi ditargetkan tumbuh sebesar 5,2% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari realisasi 2023 yang sebesar 5,05%. 

Sejumlah lembaga internasional juga memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini mampu tumbuh 5% dan bertahan di level yang sama pada tahun depan atau 2025. 

Adapun, Dosen Universitas Paramadina Wijayanto Samirin pada kesempatan yang sama menyatakan pemerintah tetap perlu mempersiapkan skenario apabila konflik yang terjadi tidak selesai dalam jangka pendek. 

Apabila terjadi dalam jangka panjang, pemerintah patut waspada, utamanya terhadap arus masuk investasi. 

“Kalau worst scenario terjadi, Indonesia akan menerima dampak terhadap rupiah dan investasi,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper