Bisnis.com, JAKARTA - Thailand akan memberlakukan lebih banyak pembatasan pada bisnis dan pertemuan di wilayah yang berisiko lebih besar dari penyebaran virus Corona, termasuk ibu kota Bangkok.
Kementerian Kesehatan mengidentifikasi 28 provinsi sebagai daerah berisiko tinggi, dan menetapkan batasan baru seperti penangguhan beberapa operasi bisnis dan pertemuan yang berpotensi memicu infeksi. Langkah-langkah baru akan efektif mulai Senin (4/1/2021) setelah disetujui oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha.
Thailand sedang berjuang melawan kebangkitan wabah virus setelah negara tersebut melaporkan lebih dari 2.000 kasus baru dalam dua minggu terakhir. Kondisi ini mendorong pihak berwenang untuk menutup sekolah di Bangkok dan menutup sementara beberapa bisnis termasuk pusat kebugaran, spa, pub dan bar.
Pemerintah Prayuth telah menahan diri untuk tidak memberlakukan lockdown nasional tetapi mengizinkan otoritas provinsi untuk menetapkan tindakan mereka sendiri berdasarkan risiko infeksi.
Gelombang baru ini mengancam rencana Thailand untuk secara bertahap membuka kembali industri pariwisatanya dan menghidupkan kembali ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Phiphat Ratchakitprakarn mengatakan pemerintah berencana untuk memperpanjang program subsidi perjalanan domestik setelah April 2021.
Baca Juga
Di bawah aturan jarak sosial yang lebih ketat yang direkomendasikan oleh pusat tanggapan Covid-19, perjalanan antar provinsi dengan lebih dari 50 kasus aktif akan dilarang dan orang akan direkomendasikan untuk bekerja dari rumah, kata para pejabat. Pembatasan baru mungkin diberlakukan hingga akhir bulan ini dan akan ditinjau kemudian.
Thailand melaporkan 216 kasus virus baru dan satu kematian pada hari Sabtu ini (2/1/2021), dengan mayoritas infeksi ditularkan secara lokal. Sementara banyak dari kasus baru dalam beberapa pekan terakhir terkait dengan pasar makanan laut di provinsi Samut Sakhon dekat Bangkok, penularan lokal telah dilaporkan di lebih dari 58 provinsi sekarang, menurut data Kementerian Kesehatan.
Taweesilp Witsanuyotin, juru bicara untuk Pusat Administrasi Situasi Covid-19, mengungkapkan kasus-kasus baru di Thailand yang relatif berhasil dalam menahan patogen setelah menjadi negara pertama di luar China yang melaporkan virus mematikan itu, dapat melonjak hingga 18.000 per hari jika tidak ada tindakan pengendalian yang diterapkan.