Bisnis.com, DENPASAR - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan simulasi pengembangan ekonomi hijau dalam menciptakan peluang kerja baru.
Hasilnya, dari kegiatan energi baru terbarukan dan restorasi lahan gambut dapat menciptakan 103.000 pekerjaaan setiap tahun.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pihaknya mendorong shifting energi konvensional ke energi rendah karbon. Pasalnya, dari penggunaan batu bara untuk menghasilkan 1 MW listrik hanya melibatkan satu pekerja.
Sementara itu, dengan pemanfaatan 1 MW energi surya, bisa berpeluang menciptakan 10 lapangan kerja.
Lebih lanjut, peluang bisnis dari pengembangan energi hijau mencapai US$10,110 miliar sedangkan pekerjaan yang tercipta sebanyak 395 juta.
"Skenario pengembangan ENT ini harus kita lakukan agar tidak hanya mengandalkan energi konvensional, 86 persen energi listrik Jawa berasal dari energi konvensional, ini yang harus kita shifting tahun depan," katanya, Senin petang, (28/12/2020).
Baca Juga
Menurutnya, Indonesia saat ini ingin meningkatkan konsumsi energi per kapita yang saat ini masih sebesar 1.149 kwh. Konsumsi energi per kapita ini lebih rendah dari Malaysia yang mencapai 3,5 persen dari Indonesia.
Seiring dengan upaya peningkatan konsumsi energi, shifting ke energi hijau akan dilakukan. Pada 2035, Indonesia menargetkan pengembangan EBT mencapai 38 GW yang terdiri dari PLTA, PLTP, PLTS, PLTB dan PLTN, serta PLTBio.
"Jadi kalau kita shifting pada hakikatnya kita ciptakan lapangan kerja jauh lebih besar dan nilai tambah lebih tinggi artinya produktivitas lebih baik," sebutnya.