Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Papua Barat meminta kehadiran Kawasan Industri Bintuni dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan multiplier effect di daerah.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakatoni mengatakan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya ditopang oleh sektor hulu minyak dan gas bumi. Kehadiran sektor hulu migas memberikan dampak yang signifikan bagi Papua Barat. Dia menuturkan kegiatan hulu migas dengan nilai investasi yang besar di Papua Barat di antaranya adalah proyek BP Tangguh.
Namun, dia berharap dengan kehadiran investasi-investasi hulu migas yang besar di Papua Barat dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat.
"Papua Barat utamanya disokong di hulu migas tapi belum menekan kemiskinan. Jangan sampai ada kebijakan seperti air mancur. Sumbernya dari sini tapi memancarkan air melewati daerah air mancur itu," katanya dalam webinar yang digelar pada Selasa (29/12/2020).
Dia menjelaskan pada saat ini di Kabupaten Teluk Bintuni yang menjadi lokasi Proyek Tangguh Train 3, Proyek Pengembangan Blok Kasuri, dan pembangunan kompleks Kawasan Industri Onar masih terdapat wilayah yang belum teraliri listrik.
Untuk itu, dia berharap pemerintah pusat untuk bisa melakukan percepatan pengembangan Kawasan Industri Bintu agar sumber daya alam yang ada dapat dieksploitasi lebih cepat dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang bisa dimanfaatkan masyarakat.
Di samping itu, kehadiran Kawasan Industri Bintuni diharapkan tidak hanya sekadar pemanfaatan sumber daya alam, tapi nantinya diharapkan dapat menyerap sumber daya manusia lokal.
"Sekali lagi, pemprov sering dapat sorotan, makanya kami sampaikan hal ini agar dapat kita tindaklanjuti sesuai porsi masing-masing," ungkapnya.
Berdasarkan data Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni, potensi investasi di Bintuni sejak 2017-2022 diproyeksikan mencapai US$13,5 juta dari tiga proyek besar yakni Proyek Tangguh Train 3, Proyek Pengembangan Blok Kasuri, dan pembangunan kompleks Kawasan Industri Onar.
Dari ketiga proyek itu, Pemda Kabupaten Teluk Bintuni memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja kurang lebih mencapai 11.000 orang.