Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim penambahan kasus Covid-19 di Indonesia tidak berkaitan dengan aktivitas transportasi. Pasalnya, penurunan penumpang tidak berkorelasi positif dengan kasus Covid-19 yang cenderung meningkat.
Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan Kemenhub Cris Kuntadi menuturkan hasil riset Balitbanghub dengan ITS Surabaya menunjukkan bahwa dampak berbagai pembatasan transportasi menurunkan signifikan terhadap jumlah penumpang. Namun, tidak dengan kasus Covid-19.
"Hasil riset dampak aturan transportasi yang memang secara signifikan menurunkan jumlah penumpang, tapi di sisi lain tidak menurunkan jumlah orang terpapar Covid-19. Kami cukup percaya diri, artinya ketika Covid-19 itu terjadi, faktor lain banyak, transportasi bukan pendorong utama, kemungkinan faktor-faktor lain," ujarnya, Senin (21/12/2020).
Lebih lanjut, dalam hasil riset tersebut terangnya, terdapat 6 sistem yang perlu diperbaiki dan mayoritas terdapat di luar urusan sektor transportasi.
"Masalah sistem informasi, pendukung, keahlian ini signifikan. Risiko tertular itu paling signifikan kendalinya di pelaksanaan 3M. Kami terus tingkatkan kedisiplinan melalui 3M, kami juga tak sedikit beri bantuan masker, ini salah satu yang efektif," ujarnya.
Berdasarkan data Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) penurunan aktivitas masyarakat pada Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 Nataru diperkirakan hingga 50 persen. Perjalanan mudik Nataru diperkirakan hanya sebanyak 8,9 juta orang turun dibandingkan dengan Nataru 2019 yang mencapai 18 juta orang.
Baca Juga
Penurunan ini lanjut Cris harusnya dapat efektif menekan jumlah kasus positif Covid-19, seiring dengan penerapan protokol kesehatan yang diperketat.
Salah satu pengetatan perjalanan itu adalah kebijakan Satgas Covid-19 resmi menerapkan kebijakan perjalanan yang lebih ketat melalui kewajiban penggunaan rapid test antigen dan PCR (khusus Bali), sementara perjalanan darat hanya bersifat imbauan.
"Masalah kepatuhan masyarakat memang sangat mengandalkan kepatuhan, tetapi kami juga berusaha menjaga kepatuhan dgn koridor sistem. Satgas tentukan perjalanan menggunakan rapid test antigen udara dan kereta api, kenapa di udara dan kereta antigen sementara di darat boleh antibodi, ini sudah dipertimbangkan satuan tugas, masyarakat pengguna transportasi darat relatif yang lebih rendah pemasukannya daripada moda kereta dan udara," urainya.
Dia mengharapkan agar dengan berbagai kebijakan yang sudah pemerintah tempuh menjelang Nataru 2020 ini, jumlah penumpang angkutan umum dapat meningkat di semua moda dan kasus positif Covid-19 pun tidak bertambah secara signifikan.