Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Singapura akan membuka perbatasannya bagi wisatawan pebisnis tanpa karantina, atau yang lebih dikenal dengan istilah travel bubble.
Jalur baru tersebut diperuntukkan bagi pebisnis resmi dan bernilai ekonomi tinggi yang kemudian akan ditempatkan di fasilitas inap khusus di dekat bandara.
Dilansir Bloomberg, Selasa (15/12/2020), Menteri Perdagangan dan Industri Chan Chun Sing mengatakan langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah membuka perbatasannya secara terkendali.
Negara kota yang sebagian besar telah menangani virus Corona itu, kemarin juga mengumumkan bahwa strategi tanggap Covid-19 akan diturunkan ke fase tiga pada 28 Desember 2020.
Aplikasi untuk jalur perjalanan baru akan dibuka bulan depan. Warga dari semua negara dapat melamar tetapi harus mematuhi protokol pengujian dan kesehatan jalur perjalanan yang ketat.
Pihak berwenang juga ingin memposisikan Singapura sebagai tempat utama untuk pertemuan, acara, konferensi dan pameran. Fasilitas "gelembung" khusus baru di dekat Bandara Changi akan menjadi bagian besar dari rencana itu.
Baca Juga
Awal bulan ini, Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengungkap rencananya untuk mengalihkan pertemuan tahunan 2021 ke Singapura dari yang biasanya di Davos, Swiss.
Selain itu, untuk durasi tinggal hingga 14 hari, pengunjung akan ditempatkan di fasilitas khusus, menjalani pengujian pada saat kedatangan dan pada hari ketiga, lima, tujuh, dan 11, serta harus mematuhi semua protokol yang berlaku.
Di fasilitas itu, para pebisnis dapat melakukan pertemuan dengan pengunjung lokal atau kelompok perjalanan jalur lain seperti green lane.
Namun, pertemuan dengan penduduk lokal akan dibatasi pemisah yang dipasang dari lantai hingga langit-langit.
Perusahaan investasi negara Singapura Temasek Holdings Pte menguraikan fasilitas jangka pendek yang akan mendukung pertukaran bisnis yang aman tersebut. Disebut Connect @ Changi, inisiatif ini juga melibatkan The Ascott Ltd. dan Sheares Healthcare Group, dan akan berlokasi di Singapore EXPO, sekitar lima menit berkendara dari bandara.
"Idealnya, Anda ingin orang bebas bergerak, melakukan apa yang ingin mereka lakukan, dan menghabiskan waktu di mana pun mereka mau, tetapi ini adalah pilihan alternatif yang baik saat kami mencoba membasmi virus," kata Direktur Pelaksana Senior Temasek Alan Thompson.
Connect @ Changi akan memiliki lebih dari 670 kamar dan hampir 170 ruang pertemuan yang masing-masing dapat menampung empat hingga 22 peserta. Ketika sepenuhnya dibangun pada pertengahan 2021, fasilitas tersebut akan mencakup lebih dari 1.300 kamar tamu dan sekitar 340 ruang pertemuan.
Pengaturan tersebut terutama ditujukan untuk pertemuan bisnis resmi dan multinasional, serta konsultasi medis, transaksi perbankan swasta dan penandatanganan dokumen atau konsultasi hukum.
Target pasarnya yakni pengunjung jangka pendek yang berniat tinggal beberapa hari saja.
"Para tamu dapat bertemu dengan rekan-rekan lokal mereka atau tamu lain dari wilayah tersebut dengan aman di ruang pertemuan yang dirancang khusus yang dilengkapi dengan panel kaca kedap udara, mengurangi risiko penularan," kata Temasek dalam sebuah pernyataan.