Bisnis.com, JAKARTA – Pada awal pandemi Covid-19, masyarakat diperingatkan untuk tidak berharap terlalu tinggi terhadap keberadaan vaksin karena butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan vaksin.
Sekarang, hanya dalam 10 bulan, vaksinasi Covid-19 telah dimulai dan sejumlah perusahaan berada di balik pengembangan vaksin tersebut.
Dilansir bbc.com, Senin (14/12/2020), para analis invstasi memperkirakan setidaknya dua perusahaan yakni Moderna asal Amerika Serikat dan BioNTech dari Jerman serta mitranya Pfizer dari Amerika Serikat akan meraup miliaran dolar tahun mendatang.
Namun, belum bisa dipastikan berapa banyak produsen vaksin Covid-19 yang bisa meraup cuan lebih dari yang sudah diperkirakan.
Siapa saja yang berada di balik pendanaan vaksin Covid-19?
Akibat urgensi pengembangan vaksin, pemerintah dan donor menggulirkan miliaran dolar untuk mendanai pengembangan vaksin dan melakukan uji klinisnya. Organisasi amal misalnkan Gates Foundation dan juga individu termasuk pendiri Alibaba, Jack Ma dan penyanyi Dolly Parton berada di balik donor pengembangan vaksin.
Baca Juga
Berdasarkan data Airfinity, pemerintah telah menyuntikkan dana untuk pengembangan vaksin senilai 6,5 miliar poundsterling, sedangkan organisasi nonprofit senilai 1,5 miliar poundsterling.
Sementara itu, perusahaan hanya merogoh kocek 2,6 miliar poundsterling untuk mendanai riset pengembangan vaksin.
Berapa harga yang dikenakan?
Beberapa perusahaan tak ingin terlihat untuk mengantongi profit dari pandemi ini, terutama setelah mendapatkan banyak suntikan dana dari luar. Produsen vaksin Covid-19 AS Johnson & Johnson dan AstraZeneca dari Inggris berkomitmen untuk menjual vaksin yang nantinya bisa menutupi biaya operasional mereka.
Saat ini, AstraZeneca mematok harga vaksin mereka US$4 per dosis, sedangkan Moderna memperkirakan vaksinnya bakal dijual hingga US$37 per dosis.
Lainnya, vaksin besutan China yakni Sinovac Biotech Ltd. mematok harga vaksinnya di kisaran US$13,6-US$29,75 sedangkan produsen vaksin asal Prancis Sanofi/GSK membanderol vaksinnya senilai US$10,65-US$21.
“Saat ini, negara-negara maju akan membayar dengan harga tinggi. Mereka sangat berambisi untuk segera mengakhiri pandemi ini,” kata analis farmasi Barclays, Emily Field.
Jadi siapa yang bakal kantongi cuan lebih banyak?
Pemerintah dan organisasi multilateral telah memesan miliaran dosis vaksin Covid-19 dengan harga yang sudah ditetapkan. Dalam beberapa bulan ke depan, perusahaan-perusahaan tersebut akan sibuk untuk memenuhi pesanan tersebut.
Perusahaan yang menjual vaksinnya ke negara maju akan segera melihat profit dalam waktu dekat. Sebaliknya, AstraZeneca meski harus menyuplai miliar dosis vaksin, teah berkomitmen akan menjual vaksin dengan harga untuk menutupi biaya oeprasionalnya saja.
Persoalan vaksin ini setidaknya harus mempertimbangkan banyak hal mulai dari berapa lama vaksin akan bertahan, seberapa sukses vaksin datang secara aman, dan kelancaran proses distribusi.