Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Terakhir Perundingan Brexit, Belum Ada Kata Sepakat

Tanpa kesepakatan, Inggris harus berbisnis dengan tetangganya sesuai ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia mulai 1 Januari.
Aksi protes anti-Brexit menggelar unjuk rasa di luar Gedung Parlemen di London, Inggris (30/1/2020). Reuters
Aksi protes anti-Brexit menggelar unjuk rasa di luar Gedung Parlemen di London, Inggris (30/1/2020). Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perundingan Brexit memasuki hari terakhir pada putaran yang dimulai dengan makan malam antara Perdana Menteri Boris Johnson dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Rabu lalu.

Pembicaraan terakhir untuk memutuskan hubungan perdagangan masa depan Inggris dengan Uni Eropa tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda terobosan mengingat Inggris menolak tawaran terbaru blok itu. Seorang pejabat Inggris mengatakan tawaran perdagangan UE tidak dapat diterima.

"Saat ini, tawaran di atas meja dari UE tetap tidak dapat diterima," katanya dilansir Bloomberg, Minggu (13/12/2020).

Negosiasi akan dilanjutkan sampai hari ini. Johnson dan von der Leyen akan bertemu lagi Minggu malam, setelah itu mereka diharapkan untuk mengambil keputusan tegas tentang masa depan negosiasi.

"Perdana menteri tidak akan meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat dalam proses ini, tapi dia sangat jelas, setiap kesepakatan harus adil dan menghormati posisi fundamental bahwa Inggris akan menjadi negara yang berdaulat," kata pejabat pemerintah itu.

Salah satu rintangan utama untuk kesepakatan apa pun menurut Johnson, adalah permintaan UE agar Inggris mengikuti perubahan masa depan dalam aturan dan regulasi blok tersebut.

Tanpa kesepakatan, Inggris harus berbisnis dengan tetangganya sesuai ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia mulai 1 Januari, yang akan mengakibatkan biaya lebih tinggi bagi perusahaan dan mengganggu rantai pasokan yang sudah lama terjalin.

Sebagai tanda lebih lanjut bahwa pejabat Johnson bersiap untuk melenggang tanpa kesepakatan, menteri kabinet sedang menyusun paket senilai 10 miliar poundsterling (US$13 miliar) untuk menyelamatkan industri yang rentan, mulai dari peternak domba dan nelayan hingga produsen mobil dan perusahaan kimia.

Terlepas dari apakah negosiator berhasil menyatukan kesepakatan dan pemerintah menyetujuinya, pemerintahan Johnson memperingatkan warga dan perusahaan untuk mengantisipasi gangguan di perbatasan mulai bulan depan. Tetapi, pemerintah mengatakan perusahaan belum berbuat cukup untuk bersiap-siap.

"Kami memiliki alat untuk mengurangi gangguan dan antrean di perbatasan yang pasti akan terjadi pada minggu-minggu awal karena penyesuaian persyaratan baru. Masih banyak yang perlu dilakukan bisnis dan semua warga negara," kata pejabat itu.

Pemerintah juga telah menjalankan latihan mempersiapkan potensi kebutuhan menghalau kapal pukat Uni Eropa yang menangkap ikan di perairan Inggris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper