Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontainer Langka, Pemerintah Petakan Solusinya

Kelangkaan kontainer karena dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dan ketidakmerataan pemulihan ekonomi antarnegara.
Ilustrasi kapal kontainer/ Bloomberg
Ilustrasi kapal kontainer/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan mengaku telah mengadakan rapat membahas kelangkaan empty container di Indonesia dengan mengundang asosiasi terkait seperti Ginsi, Asdeki, serta INSA untuk memetakan sejumlah masukan dan gambaran besar terkait dengan persoalan ini.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, Capt. Antoni Arif Priyadi mengatakan rapat pertama telah digelar secara virtual pada 4 Desember 2020. Antoni melanjutkan dalam rapat telah disepakati sejumlah solusi baik jangka panjang dan jangka pendek.

Dia menjabarkan secara jangka pendek, sebagai alternatif container 40 ft (kaki) yang langka maka akan digunakan container dengan ukuran 20 ft. Kedua ukuran ini bisa digunakan jika nantinya belum ada solusi yang lebih baik.

“Selain alternatif container, dari aspek teknis kami akan mencoba untuk mengurangi free time dan detention period, Mempercepat cargo handling, mempercepat pergerakan, dan pengumpulan kontainer kosong," ujarnya, Rabu (9/12/2020).

Pemerintah juga akan mendorong fokus pada pengiriman domestik untuk mengimbangi kegiatan ekspor dan impor.

Sementara itu secara jangka panjang solusi yang tengah didiskusikan yakni terkait dengan pemberian diskon untuk tarif pelabuhan, pajak, dan penggunaan kapal - kapal general kargo atau multipurpose untuk mengangkut produk ekspor. 

Menurutnya kapal jenis tersebut tidak memerlukan kontainer tetapi menggunakan kemasan model lain.

Sementara itu, Plt.  Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi mengatakan akan ada rapat koordinasi kembali dengan kementerian dan lembaga terkait dengan kontainer kosong ini.

Sebelumnya, pengusaha depo kontainer mengaku rugi dengan adanya kelangkaan kontainer untuk ekspor di Indonesia maupun secara global. Terjadi penurunan pendapatan hingga 30 persen akibat kelangkaan tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) Muslan AR mengakui telah terjadi kelangkaan kontainer untuk ekspor dalam sebulan terakhir. Kelangkaan ini terangnya berakibat pada meruginya bisnis depo kontainer.

"Dari sisi ekonomi pertama biaya logistik jadi naik, tidak ada keseimbangan, bisnis depo kontainer akhirnya ikut turun. Kami tidak bisa memenuhi kebutuhan ekspor, suatu perusahaan misalkan membutuhkan 400 kontainer per bulan, kami hanya ada 200 kontainer, jadi depo juga cuma bisa layani 200," ujarnya.

Muslan memerinci kelangkaan kontainer untuk ekspor terutama jenis high cube (HC) dan 40 feet membuat adanya keterbatasan di depo. Secara bisnis, terangnya, terjadi penurunan yang bervariasi antara 20-30 persen.

"Kalau saya lihat dari teman-teman bervariasi, rata-rata turun 20-30 persen turunnya karena pergerakan kontainer impor berkurang, berdampak ke ekspor karena kontainernya tidak ada," katanya.

Menurutnya, kelangkaan kontainer karena dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dan ketidakmerataan pemulihan ekonomi antarnegara.

"Kontainer yang akan lari ke China ditahan di AS, kemudian karena China banyak impor ke Indonesia, di China kontainer terbatas, Indonesia pun terbatas kontainer, jadi mau ekspor juga terjadi kekurangan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper