Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontainer Kosong Langka, Biaya Logistik Meroket 3 Kali Lipat!

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menuturkan kenaikan tarif angkutan menjadi meningkat hingga 3 kali lipat akibat kelangkaan kontainer.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha logistik menyebut kenaikan tarif angkutan (freight) akibat kelangkaan kontainer di Indonesia mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga normal.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan angkutan laut antarnegara atau ocean going memiliki banyak destinasi dan banyak pemain, sehingga kenaikan tarif pun beragam. Kenaikan terutama untuk permintaan kontainer high cube (HC) dan 40 feet, sementara kontainer 20 feet tetap tersedia.

"Ada kenaikan hampir 100 persen betul, bahkan ada beberapa perusahaan pelayaran lebih dari 100 persen bergantung destinasi, ini terjadi di Asean, dan China karena pulih terlebih dahulu dari pandemi," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (8/12/2020).

Berdasarkan laporan internal ALFI, di China, biaya tambahan individu untuk pengiriman ini berkisar dari US$300 hingga US$1.950 per kontainer. Ini di atas tarif spot tertinggi sepanjang masa untuk pengiriman laut dari pelabuhan muat di China ke pantai timur dan barat AS.

Pada Desember, tarif angkutan dari Asia ke pantai barat AS telah menyentuh US$3.758 per unit setara empat puluh kaki (FEU) naik 3,3 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan naik 140 persen secara tahun ke tahun. Untuk pengiriman di bulan yang sama, tarif angkutan dari Asia ke pantai timur AS telah mencapai $ 4.538 per FEU naik 7,9 persen dibandingkan dengan Agustus dan naik 72,5 persen tahun ke tahun.

Selain itu, terang Yukki kelangkaan terjadi akibat situasi dan kondisi cuaca yang tengah mengalami kondisi ekstrem. Adapun pada Kuartal IV/2020 ini ada kenaikan ekspor ditambah pasca Covid-19 ekonomi menggeliat naik seiring kedatangan vaksin.

"Setiap negara di Asean khususnya di regional, akhirnya mencoba saling menarik kontainer untuk kebutuhan masing-masing, jadinya supply and demand, saya menghimbau kepada ocean going, paham situasinya, juga pahami Indonesia yang terbuka untuk pemain ocean going. Kami minta bantuan dan keringanan dari ketersediaan dan tarif, ini tarif terlalu tinggi bisa membuat kehilangan daya saing," urainya.

Menurutnya, reposisi kontainer kosong atau repo ke Indonesia pun agak sulit, karena masalahnya kebanyakan kontainer tengah terhambat di AS dan Eropa.

"Repo selama ini sudah terjadi, kalau kekosongan ada reposisi, masalahnya, kontainer tak ada tapi berjalan long haul dari China ke AS, kontainer ini bukan dari China masalahnya, tapi stuck di AS dan Eropa terutama di AS," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper