Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan konsumsi listrik diperkirakan pulih kembali sepenuhnya pada 2022.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik nasional pada 2019 telah mencapai 243 TWh (Terrawatt hour).
Akibat pandemi Covid-19, konsumsi listrik mengalami penurunan. Untuk mencapai level pertumbuhan konsumsi listrik yang sama pada 2019, diperkirakan membutuhkan waktu 2 tahun.
"Pada 2019 kita sudah ada 243 TWh konsumsi kita. Akibat pandemi Covid-19, maka diproyeksikan baru akan [pulih] kembali lagi sekitar 2022," ujar Jisman dalam sebuah webinar, Selasa (1/12/2020).
Dengan kondisi ini, Kementerian ESDM memperkirakan ada penyesuaian rencana penambahan pembangkit dan penyesuaian jadwal operasi pembangkit dalam revisi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PT PLN (Persero).
Jisman mengungkapkan bahwa lembaganya tengah membahas secara intensif draf RUPTL 2021—2030. Draf tersebut diharapkan dapat diterbitkan pada akhir Desember 2020.
Baca Juga
"Di RUPTL 2019—2028, kita akan bangun pembangkit 56,4 GW. Kemungkinan di RUPTL ke depan akan berkurang dan beberapa pembangkit akan mundur. Saya belum bisa sampaikan berkurang berapa, tapi cukup signifikan hitung-hitungan kami," katanya.
Konsumsi listrik hingga Oktober 2020 mengalami penurunan 2,37 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan konsumsi terbesar terutama terjadi di wilayah Bali yang turun hingga 21,21 persen.