Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Kembali ke Pertumbuhan Normal Tahun Depan

China akan mengedepankan strategi ekonomi yang memungkinkan konsumsi memainkan peran utama dalam mendorong pertumbuhan dan secara bertahap membuka diri terhadap investor asing.
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri China Li Keqiang memegang maskot Asian Games 2018,  di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (7/5/2018)./Reuters
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri China Li Keqiang memegang maskot Asian Games 2018, di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (7/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah dihantam pandemi Covid-19 tahun ini, ekonomi China diperkirakan akan kembali ke pertumbuhan yang layak pada 2021.

Meski tak menjabarkan proyeksi pertumbuhan, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan ada kemungkinan rebound kuat setelah kemerosotan mendalam tahun ini.

Setelah mengalami pukulan keras pada kuartal pertama, ekonomi China telah pulih dan akan membukukan pertumbuhan positif tahun ini.

"Kami berharap ekonomi China akan kembali ke kisaran perkembangan yang tepat tahun depan. Kebijakan makro China akan tetap stabil, efektif, dan berkelanjutan," katanya dilansir Bloomberg, Rabu (25/11/2020).

Li menegaskan kembali strategi ekonomi China yang memungkinkan konsumsi memainkan peran utama dalam mendorong pertumbuhan dan secara bertahap membuka diri terhadap investor asing.

Dia mengatakan China tidak dengan sengaja menargetkan surplus perdagangan, masalah yang menjadi sumber ketegangan dengan AS.

"Kami sama sekali tidak akan mengejar surplus perdagangan. Kami akan menjaga kepentingan yang sama untuk impor dan ekspor. Kami ingin mencapai neraca perdagangan dan pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

China baru-baru ini menjabarkan rencana ekonomi lima tahun dan 15 tahunnya, menguraikan ambisi untuk menggandakan produk domestik bruto pada 2035, dengan fokus pada kemandirian dalam teknologi dan konsumsi domestik.

Menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, ekonomi terbesar kedua di dunia itu adalah satu-satunya negara yang diperkirakan akan berkembang tahun ini, sekitar 2 persen.

Angel Gurria, Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan pada arahan yang sama bahwa ekonomi China dapat tumbuh sekitar 8 persen pada 2021, sebelum turun menjadi sekitar 5 persen. Namun demikian Li tidak memberikan perkiraan pertumbuhan.

Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan bahwa beberapa negara mungkin kehilangan momentum karena menghadapi gelombang baru infeksi virus. Dia menambahkan bahwa vaksin dan perawatan harus tersedia untuk semua orang.

Pejabat lain dalam pertemuan dengan Li, yang diadakan melalui konferensi video itu yakni David Malpass, Presiden Bank Dunia, Alan Wolff, Wakil Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Guy Ryder, Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), dan Randal Quarles, ketua Dewan Stabilitas Keuangan.

Menurut pernyataan pemerintah yang terpisah, Li mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa China akan menggunakan reformasi untuk mendorong pemulihan ekonomi dan akan melanjutkan kebijakan fiskal aktif dan moneter yang stabil.

Dia juga mengatakan China menyambut lebih banyak negara untuk bergabung dengan pakta perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP yang kini beranggotakan 15 negara, termasuk 10 negara Asean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper