Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menyatakan persiapan fasilitas penyimpanan vaksin di penjuru negeri telah mencapai 85 persen.
Namun demikian, fasilitas penyimpanan tersebut masih harus dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan bergerak.
Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni mengatakan fasilitas penyimpanan di Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Provinsi Sulawesi Selatan telah cukup mumpuni. Tetapi, fasilitas penyimpanan vaksin Covid-19 di luar wilayah tersebut masih harus bergantung pada fasilitas penyimpan bergerak untuk menyimpan vaksin Covid-19.
"Kami sudah ready. Kami sudah siapkan semua sistem digitalnya. Sekarang tergantung pemerintah saja. Tentu akan ada biaya, walaupun biayanya bisa kompromi karena ini untuk 'Merah-Putih'," katanya kepada Bisnis, Rabu (25/11/2020).
Yasni merinci penyimpanan vaksin Covid-19 di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi Selatan bisa bergantung pada fasilitas pergudangan rantai pendingin.
Sementara itu, penyimpanan vaksin Covid-19 di Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat akan menggunakan gudang pendingin dan fasilitas penyimpanan dingin bergerak seperti reefer container maupun reefer truck.
Baca Juga
Adapun, wilayah Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Timur akan bergantung penuh pada fasilitas penyimpanan dingin untuk menyimpan vaksin Covid-19. Yasni menilai hal tersebut disebabkan oleh minimnya gudang pendingin di wilayah tersebut.
Yasni mengatakan pihaknya telah merekomendasikan tiga pengusaha rantai pendingin untuk membantu distribusi vaksin Covid-19 tahun depan. Ketiga pabrik tersebut adalah PT Kiat Ananda Cold Storage, PT MGM Bosco Logistic, dan PT ADIB Cold Logistic.
"Mereka sudah punya armada sampai 2.000 refer truck dan reefer container. Reefer container mereka punya sekitar 600 unit, selebihnya reefer truck dengan kapasitas berkisar 2-10 ton per unit," ucapnya.
Di samping itu, Yasni menyatakan PT Bio Farma (Persero) sedang membangun fasilitas penyimpanan vaksin di beberapa wilayah dengan bentuk cleanroom. Seperti diketahui, cleanroom adalah merupakan ruang penyimpanan vaksin yang menjaga tingkat kontaminan patogen pada udara.
Yasni mendata cleanroom yang dibangun Bio Farma memiliki kapasitas sekitar 5-10 ton dan dapat menjaga suhu di kisaran 2-8 derajat celcius. Yasni mengatakan pihaknya baru mendapatkan laporan bahwa pembangunan cleanroom tersebut baru ada di Indonesia bagian barat dan tengah.
Wilayah yang dimaksud adalah Riau, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Selatan, Kaimantan TImur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara. Sementara itu, Yasni menyampaikan pihaknya belum mendapatkan laporan bahwa cleanroom didirikan di Maluku dan Papua.
Oleh karena itu, Yasni tetap merekomendasikan pemangku kepentingan untuk menggunakan fasilitas rantai pendingin bergerak di wilayah timur Indonesia.
"[Untuk] Papua dan Nusa Tenggara Timur, saya pikir Bio Farma belum siap. Jadi, kami [rekomendasikan] full menggunakan rantai pendingin bergerak [di sana]," katanya.