Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan program Kartu Prakerja yang baru berjalan sekitar 7 bulan pada tahun ini berhasil dan efektif dalam meningkatkan keterampilan bekerja para penerima manfaat sekaligus untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos).
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2020, mencatat sebanyak 88,9 persen penerima Kartu Prakerja yang menyelesaikan pelatihan, menyatakan bahwa pelatihan tersebut bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan kerja.
"Sebanyak 88,9 persen penerima Kartu Prakerja yang menyelesaikan pelatihan mengatakan program Kartu Prakerja meningkatkan keterampilan kerja mereka," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam kesempatan diskusi daring, Senin (23/11/2020).
Kemudian, program ini juga dinilai efektif karena berdasarkan survei BPS, sebanyak 45 persen penganggur pada bulan Agustus, atau 5 bulan sejak program diluncurkan, menyatakan tahu tentang program Kartu Prakerja.
"Apa yang membuat mereka mendaftar Kartu Prakerja? Pertama untuk meningkatkan keterampilan kerja sebanyak 48,7 persen. 27,73 persen untuk mendapatkan uang saku/insentif. Mayoritas penduduk mendaftar untuk meningkatkan skill," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa program Kartu Prakerja adalah program yang masih sangat muda, di mana saat Sakernas dilaksanakan pada Agustus 2020, program baru berjalan efektif 2 bulan dengan jumlah penerima kurang dari 50 persen.
Baca Juga
"Hasil Sakernas ini sangat penting sebagai bahan evaluasi program, melengkapi 3 survei yang diadakan oleh Manajemen Pelaksana, dan Sakernas ini mengkonfirmasi dampak positif Program Prakerja dalam meningkatkan keterampilan kerja," jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni P. Purbasari menegaskan bahwa Manajemen Pelaksana serius menjaga kualitas pelatihan dalam ekosistem Kartu Prakerja, agar bisa membekali keterampilan peserta.
"Untuk bisa diterima, sebuah pelatihan harus lolos asesmen berlapis dari Platform Digital, Manajemen Pelaksana, dan Tim Ahli dari UI, Universitas Atma Jaya, dan Indonesia Mengajar. Sesudah itu akan dievaluasi lagi oleh Manajemen Pelaksana, Tim Ahli dari IPB dan peserta melalui ulasan dan rating," tuturnya.
Adapun, pemerintah mencatat program Kartu Prakerja telah menarik minat 43 juta pendaftar dan telah menerima 5,6 juta orang peserta.
Mempertimbangkan hasil dan animo masyarakat yang tinggi di tahun 2020, pemerintah memastikan program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada 2021.