Bisnis.com, JAKARA - Pemulihan ekonomi Indonesia pada 2021 dinilai memiliki peluang yang lebih besar jika dbandingkan dengan negara-negara lain.
Ekonom Senior sekaligus Pendiri CORE Indonesia Hendri Saparini menyampaikan bahwa ekonomi secara global mulai menunjukkan perbaikan meski masih belum kembali kepada level normal sebelum pandemi Covid-19.
Banyak negara pun mulai menunjukkan adanya perbaikan pada kuartal ketiga tahun ini jika dibandingkan dengan kuartal II/2020, termasuk Indonesia.
"Ini menjadi harapan karena indikator yang positif, meski masih sangat dini. Ini menjadi harapan bagi kita untuk pulih secara sustain," katanya, Rabu (18/11/2020).
Dia menjelaskan, pemerintah dapat memanfaatkan dua peluang yang dinilai bisa memacu pertumbuhan ekonomi pada tahun depan, yaiu dari sisi ekonomi domestik dan perdagangan internasional.
Meski konsumsi rumah tangga mengalami tekanan yang dalam pada tahun ini, pemerintah tetap bisa peluang tersebut dalam mendorong ekonomi karena sektor ini berkontribusi sekitar 58 persen terhadap PDB Indonesia.
Di samping itu, Hendri mengatakan pemerintah dapat mendorong perdagangan internasional Indonesia yang saat ini masih berkontribusi sangat kecil terhadap PDB.
"Dibandingkan negara lain, Indonesia memang struktur ekspornya masih lebih banyak didasarkan pada komoditas primer bukan manufaktur, ini yang menyebabkan kita bisa membaik," jelasnya.
Namun demikian, imbuhnya, terlepas dari kedua peluang tersebut, prospek pemulihan ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada perbaikan ekonomi global.
Dia menambahkan, pemerintah juga bisa memanfaatkan ruang stimulus nonfiskal yang belum dioptimalkan hingga saat ini.
Padahal, menurutnya stimulus nonfiskal memberikan ruang yang sangat luas bagi pemerintah untuk mengubah atau merancang kebijakan untuk mendorong sektor ekonomi domestik.