Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHK Massal di Industri Penerbangan, IATA Desak Intervensi Pemerintah

Permintaan IATA dan ITF kepada pemerintah mencakup memberikan dukungan keuangan yang berkelanjutan untuk industri penerbangan.
Ilustrasi pesawat Cathay Dragon./philippineflightnetrwork.com
Ilustrasi pesawat Cathay Dragon./philippineflightnetrwork.com

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dan Federasi Pekerja Transportasi Internasional (ITF) menyerukan intervensi pemerintah global untuk mencegah bencana ketenagakerjaan di industri penerbangan.

Perkiraan dari Air Transport Action Group menunjukkan sekitar 4,8 juta pekerjaan pekerja penerbangan mengalami resiko akibat penurunan permintaan perjalanan udara lebih dari 75 persen.

Dampak dari pembatasan perbatasan dan tindakan karantina terkait Covid-19 telah secara efektif menutup industri penerbangan, melarang penerbangan pesawat, dan membuat infrastruktur dan kapasitas produksi pesawat menganggur.

Permintaan IATA dan ITF kepada pemerintah mencakup memberikan dukungan keuangan yang berkelanjutan untuk industri penerbangan.

“Selain itu membuka kembali perbatasan dengan aman tanpa karantina dengan menerapkan sistem pengujian Covid-19 pra-keberangkatan yang diselaraskan secara global,” kata CEO IATA Alexandre de Juniac, dikutip dari rilisnya, Kamis (12/11/2020).

Industri penerbangan, kata dia, sedang menghadapi bencana ketenagakerjaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Maskapai telah memotong biaya sampai ke tulang, tetapi hanya memiliki 8,5 bulan uang tunai yang tersisa dalam kondisi saat ini.

Alexander mengemukakan puluhan ribu pekerjaan telah hilang akibat Covid-19. Jika pemerintah tidak memberikan lebih banyak stimulus keuangan, maka kemungkinan besar jumlah pemutusan hubungan kerja akan meningkat menjadi ratusan ribu.

“Namun yang lebih penting, pemerintah perlu bekerja sama untuk membuka kembali perbatasan dengan aman. Itu berarti menerapkan skema global untuk menguji penumpang untuk Covid-19. Dengan adanya itu, karantina dapat dihapus dan penumpang dapat terbang kembali, ”tekannya.

Dia menyampaikan industri penerbangan global berada dalam kondisi krisis yang berkepanjangan. Pada akhir tahun, hampir 80 persen skema penggantian upah akan habis. Tanpa intervensi segera dari pemerintah, ungkapnya, dunia menyaksikan krisis pekerjaan terbesar yang pernah dialami industri ini.

Namun, lanjutnya, krisis pekerjaan yang sangat besar ini dapat dihindari dengan strategi terkoordinasi yang jelas yang dibangun di atas bantuan, pemulihan, dan reformasi.

Sementara itu Sekretaris Jenderal ITF Stephen Cotton mengatakan pekerja penerbangan dunia menyerukan kepada pemerintah untuk bertindak dengan cepat melalui pemberian stimulus finansial demi pemulihan industri dalam jangka panjang.

Jika pemerintah gagal bertindak dan mendukung penerbangan, maka hal itu tidak hanya akan merugikan industri, tetapi dampaknya akan sangat dirasakan oleh masyarakat secara luas.

Selain membuka kembali batas dengan pengujian dan dukungan keuangan, organisasi tersebut juga meminta pemerintah mengembangkan peta jalan pemulihan industri jangka panjang termasuk investasi dalam pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

Dia mengemukakan kemampuan dan kecepatan pemulihan negara-negara dari Covid-19, terkait erat dengan pemulihan konektivitas udara global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper