Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Ekspor Keramik ke AS Melejit, Banjir Impor Masih Mengkhawatirkan

Industri keramik mencatat peningkatan kinerja ekspor hingga kuartal III/2020. Di bukanya kebijakan penguncian wilayah akibat Covid-19 sejak awal tahun ini telah memberikan dampak positif bagi industri. Sayangnya, kinerja yang baik tersebut harus diikuti dengan kegiatan impor yang kembali positif.
Ipak Ayu H Nurcaya
Ipak Ayu H Nurcaya - Bisnis.com 10 November 2020  |  19:25 WIB
Ekspor Keramik ke AS Melejit, Banjir Impor Masih Mengkhawatirkan
Beraneka produk keramik. - BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA — Industri keramik mencatat peningkatan kinerja ekspor hingga kuartal III/2020. Di bukanya kebijakan penguncian wilayah akibat Covid-19 sejak awal tahun ini telah memberikan dampak positif bagi industri. Sayangnya, kinerja yang baik tersebut harus diikuti dengan kegiatan impor yang kembali positif.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan lima negara tujuan ekspor utama yakni Filipina, Malaysia, Taiwan, Thailand, dan Amerika Serikat (AS). Adapun lonjakan ekspor terjadi di Amerika Serikat yang mencapai 130 persen, disusul Filipina 60 persen, dan Taiwan 40 persen.

Edy menyebut peningkatan ekspor di luar lima tujuan utama juga terjadi di Australia di mana untuk pertama kalinya ekspor meningkat mendekati 50 persen.

"Permintaan ekspor ke AS meningkat tajam untuk produk keramik segmen premium karena beberapa anggota Asaki telah mengadopsi teknologi terkini dan tercanggih untuk memproduksi keramik big slab atau ukuran jumbo beserta produk olahannya yang memberikan nilai tambah," katanya kepada Bisnis, Selasa (10/11/2020).

Edy mengemukakan hal itu juga membuktikan bahwa secara skill sumber daya manusia maupun kualitas bahan baku lokal telah mampu bersaing dengan produk-produk keramik sejenis dari negara Eropa.

Sejalan dengan hal tersebut, Asaki mengamati terus perkembangan produk impor yang ternyata juga masih cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, hingga kuartal III/2020 loncatan angka impor bertumbuh kembali positif 1,5 persen di level 52 juta m2.

"Sebelumnya angka impor sampai dengan semester I/2020 masih negatif atau mengalami penurunan vol import 2 persen. Angka import meningkat kembali sejak Juli dan puncaknya pada September lalu sebesar 8,9 juta m2 yang mana merupakan level tertinggi semenjak penerapan safeguard Oktober 2018," ujar Edy.

Angka impor tersebut diperkirakan semakin meningkat terlebih mulai Oktober 2020 akibat besaran bea masuk import menurun kembali dari 21 persen ke angka 19 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

keramik industri keramik
Editor : Fatkhul Maskur

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top