Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sumber kontraksi terdalam dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 yang minus 3,49 persen disumbang oleh industri pengolahan dengan minus 0,89 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan sumber resesi selanjutnya yakni dari sektor transportasi dan pergudangan yang menyumbang minus 0,70 persen dan perdagangan minus 0,66 persen.
"Dengan demikian industri pengolahan adalah sumber kontraksi terdalam yakni sebesar minus 0,89 persen," katanya dalam jumpa virtual, Kamis (5/11/2020).
Meski demikian, secara periode kuartal kontraksi industri pengolahan mengalami tren yang positif. Pada kuartal II/2020 industri pengolahan tercatat mengalami minus 1,28 persen.
Adapun, pada kuartal I/2020 masih tercatat tumbuh 0,28 persen.
Sementara itu, hari ini BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 mencatatkan minus hingga 3,49 persen secara tahunan.
Baca Juga
Artinya, dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencatatkan pertumbuhan negatif yang menandakan resesi ekonomi. Pada kuartal II/2020 pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen.
Kabar baiknya, kontraksi ekonomi ini mengecil dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Secara kuartalan, ekonomi pun tumbuh 5,05 persen (quarter to quarter/qtq), meskipun secara kumulatif masih mencatatkan kontraksi 2,03 persen.