Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan telah menempuh sejumlah kebijakan guna mengoptimalkan penerimaan remitansi sebagai bagian pemulihan ekonomi nasional.
Sejumlah kebijakan tersebut antara lain pembukaan kembali penempatan PMI ke 14 negara, penjajakan pasar di negara dan sektor yang memungkinkan, dan pembenahan tata kelola penempatan PMI melalui peningkatan kompetensi.
Sebagai tindak lanjut kebijakan pembukaan penempatan kembali PMI, BP2MI telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Kepala BP2MI Nomor 14 Tahun 2020 tentang petunjuk pelaksanaan untuk kelancaran pelayanan penempatan di lapangan.
"Sampai dengan 31 Agustus 2020, terdata pelayanan penempatan telah dilakukan sebanyak 703 PMI, sebagian besar ke Hong Kong. Dalam waktu dekat diperkirakan akan mulai banyak kembali penempatan ke Taiwan," ujar Benny kepada Bisnis, belum lama ini.
Selain itu, BP2MI menerapkan strategi, yakni fasilitasi terhadap PMI dan calon PMI terdampak Covid-19. Fasilitasi tersebut meliputi a.l pemberdayaan ekonomi, pembebasan biaya, dan perluasan kesempatan kerja.
Adapun, penerimaan remitansi dalam negeri diprediksi mengalami peningkatan pada sisa kuartal 2020 seiring dengan tren positif pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI).
Baca Juga
Namun, hal tersebut masih bergantung kepada sejumlah faktor lainnya. Sejumlah faktor tersebut antara lain akses pengiriman yang luas serta pelonggaran lockdown di negara tujuan yang memungkinkan mobilitas masyarakat menjadi lebih longgar.
Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, dengan hadirnya faktor-faktor tersebut, pengiriman remitansi sampai dengan kuartal IV/2020 diproyeksi naik 3-5 persen.
"Peningkatan angka remitansi sangat dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang diberangkatkan, akses pengiriman, dan pelonggaran mobilitas di negara tempat PMI bekerja. Saya pikir, dengan catatan-catatan tersbut pengiriman remitansi sampai dengan kuartal IV/2020 maksimal bisa naik dengan kisaran 3-5 persen," kata Josua kepada Bisnis, Rabu (4/11/2020).
Adapun, peningkatan jumlah PMI yang dikirimkan ke luar negeri secara konsisten tetap menjadi kunci. Pasalnya, hal tersebut juga akan diikuti dengan tren positif pengiriman remitansi yang tercatat anjlok pada dua kuartal pertama 2020.