Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tengah berlangsung dan sejumlah negara memulai proses hitung cepat. Untuk sementara, hingga pukul 13.20 WIB, Joe Biden unggul dengan 224 suara elektoral.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan bahwa dampak pemilu AS cukup besar bagi prospek perdagangan Indonesia kedepannya. Apalagi jika Biden bisa terpilih menjadi presiden baru.
“Kebijakan proteksionisme yang dilakukan Trump sudah banyak merugikan kepentingan Indonesia,” katanya saat dihubungi, Rabu (4/11/2020).
Bhima menjelaskan bahwa ini terbukti dengan kinerja ekspor sebelum pandemi sudah lesu karena rendahnya permintaan bahan baku ke China dan ekspor langsung ke AS. Trump juga dinilai menciptakan banyak ketidakpastian dalam ekonomi global.
Sementara itu tambah Bhima, Biden lebih berpengalaman menjalin hubungan multilateral yang produktif pada era Presiden Barack Obama. Jika Biden terpilih diperkirakan tensi perang dagang akan menurun.
Di sisi lain, kebijakan stimulus ekonomi di Partai Demokrat sebagai pengusung Biden akan lebih besar untuk mendorong pemulihan daya beli kelas menengah di AS.
Baca Juga
Biden juga mendorong upah minimum federal naik menjadi US$15/jam. Imbasnya permintaan barang dari Indonesia akan semakin besar jika daya beli di AS meningkat.
“Ini berbeda jika Trump yang menang karena stimulusnya lebih ditekankan pada pemangkasan pajak bagi orang kaya,” jelas Bhima.