Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan PM Suga jadi Momentum Jaring Investasi, Hal Ini Mesti Diperbaiki

Sebagaimana diketahui, Jepang akan mengalihkan 87 perusahaan dari China, baik kembali ke dalam negeri maupun pindah ke negara lain.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (tengah) bersama Madam Suga Mariko (kedua kanan) melambaikan tangan setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (20/10/2020). Lawatan kenegaraan tersebut dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral antarkedua negara. /ANTARArn
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (tengah) bersama Madam Suga Mariko (kedua kanan) melambaikan tangan setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (20/10/2020). Lawatan kenegaraan tersebut dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral antarkedua negara. /ANTARArn

Bisnis.com, JAKARTA - Kedatangan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia diharapkan akan semakin memperkokoh kerja sama bilateral antara kedua negara.

Kunjungan Suga ini merupakan perjalanan pertama sejak dilantik belum lama ini. Kedatangannya menunjukkan keseriusan Jepang untuk merelokasi perusahaan-perusahaannya dari China.

Sebagaimana diketahui, Jepang akan mengalihkan 87 perusahaan dari China, baik kembali ke dalam negeri maupun pindah ke negara lain. Dari 87 perusahaan tersebut, 30 di antaranya diperkirakan akan pindah ke negara-negara Asean.

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi mengatakan relokasi basis produksi eksternal Jepang dari China ke Asean ini dapat menjadi peluang besar bagi Indonesia sehingga akan mendorong pertumbuhan investasi pada 2021.

Meski sinyal relokasi semakin jelas, Eric mengatakan masih ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memanfaatkan momentum tersebut, terutama masih melemahnya permintaan di dalam negeri.

"Investasi akan tumbuh optimal jika demand side di Indonesia juga bisa pulih dengan cepat," katanya kepada Bisnis, Selasa (20/10/2020).

Eric mengatakan, bahkan fasilitasi investasi dalam Omnibus Law Cipta Kerja juga tidak akan optimal mendorong pertumbuhan investasi jika sisi permintaan masih tertekan.

Selain itu, imbuhnya, infrastruktur pendukung untuk menyambut relokasi ini juga harus memadai. Pasalnya, Indonesia bukan satu-satunya tujuan utama relokasi perusahaan dari Jepang.

Indonesia masih akan bersaing dengan negara-negara Asean lannya untuk menarik investasi perusahaan-perusahaan Jepang, misalnya Vietnam.

Kendati Indonesia masih kalah dalam hal produktivitas, Eric beranggapan Indonesia akan tetap atraktif di mata perusahaan Jepang karena pangsa pasar kelas menengah di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan Vietnam.

Menurutnya, proyeksi ini tercermin dari bank-bank Jepang yang sudah duluan masuk mengakuisisi bank-bank lokal, seperti Bank Danamon dan Bank BTPN.

Sehingga, ketika perusahaan-perusahaan Jepang merelokasi pabrik-pabrik mereka, perbankan milik Jepang yang sudah duluan masuk ke Tanah Air akan memfasilitasi dari sisi pembiayaan.

"Tentu akan lebih baik kalau produktivitas dan skill tenaga kerja kita ditingkatkan lebih jauh," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper