Bisnis.com, JAKARTA – PT Gunung Raja Paksi Tbk. meyakini kinerja perusahaan bisa pulih kembali pada 2021 setelah terkena dampak virus Corona atau Covid-19. Sebagai bagian dari inovasi untuk menyambut pemulihan, perusahaan yang memiliki fasilitas produksi di Cikarang ini pun berganti logo.
“Pada kuartal ketiga tahun ini penjualan sudah membaik dan kami berharap pada 2021 permintaan pasar bisa pulih, seperti kinerja di level 2019,” ujar Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, President Director PT Gunung Raja Paksi Tbk., Selasa (20/10/2020).
Dia menambahkan, secara umum pandemi Covid-19 memberikan pengaruh terhadap penurunan penjualan perusahaan sebesar30% pada kuartal kedua dibandingkan dengan kinerja penjualan pada kuartal pertama.
Menurutnya, pandemi Covid-19 sangat dirasakan pada penurunan penjualan perusahaan, misalnya pasar dalam negeri turun hingga 1 juta ton.
Budi Raharjo Legowo, Director of Finance PT GRP, menjelaskan bahwa kinerja sudah membaik pada kuartal ketiga yang sudah mencapai kondisi lebih dari 80%. Dalam kondisi pandemi perusahaan terus menggarap peluang pasar ekspor guna menyelamatkan keterpurukan pasar dalam negeri.
“Kami intensif menggarap sejumlah pasar luar negeri, misalnya pasar Kanada yang mampu mencatatkan penjualan US$4,6 juta pada tahun ini,” katanya.
Baca Juga
Guna mendukung inovasi, perusahaan melakukan perubahan logo bertepatan dengan perayaan 50 tahun PT Gunung Raja Paksi Tbk. di Cikarang, Jawa Barat pada Selasa (20/10/2020).
Philippe Mathieu Lefevre, Director of Sales/Marketing & Supply Chain Management PT GRP, menambahkan perubahan logo perusahaan tidak sekadar ikut-ikutan tetapi untuk memberikan dampak bagi Negara dan memberikan kontribusi pada masyarakat.
“Kami ingin masuk to next chapter, tidak hanya memproduksi baja tetapi memberi dampak untuk merah putih,” katanya.
Penggunaan warna merah pada logo melambangkan dinamika dan keberanian. Pada huruf G berbentuk panah bermakna tidak pernah berhenti berinovasi. “Tidak hanya soal produk tetapi kami menggunakan setiap peluang saat pandemi. Kami juga menargetkan mempersingkat delivery.”
Dibangun dari ambisi untuk memproduksi baja berkualitas tinggi, Gunung Raja Paksi terus berinovasi. Semangat para founders dituangkan kembali ke dalam selebrasi perubahan logo baru dan 50 tahun berdirinya PT Gunung Raja Paksi dan Gunung Steel Group.
Napak tilas keberhasilan GGRP bermula dari ambisi dari Djamaluddin Tanoto, Kamaruddin dan Margareth Leroy. Ketiganya sepakat menyatukan visi dan memulai langkah mewujudkan mimpi dengan membangun pabrik pipa besi dan baja di Kota Medan, Sumatra Utara, dengan nama PT Gunung Gahapi.
Bermodalkan kecanggihan mesin Electric Arc Furnace (EAF) berkapasitas 5 ton, pabrik kecil mereka menyumbang pipa besi nasional 500 ton. Pada 1986, mereka membulatkan tekat berekspansi ke Pulau Jawa dengan mendirikan pabrik PT Gunung Garuda di Cikarang, Bekasi.
Pada 1971, nama Gunung Garuda mulai diperhitungkan karena ikut berpartisipasi dalam pembentukan IISIA (The Indonesian Iron and Steel Industry Association) dan SEAISI (The South East Asian Iron and Steel Institute).
Pada 1997, mereka membangun EAF berkapasitas 190 ton untuk memenuhi kebutuhan steel plate dan hot rolled coil. Pada 2014, pabrik dilengkapi dengan fasilitas steel melting shop 2 (SMS2) untuk memproduksi slab atau bahan steel plate dengan teknologi blast furnace. Pada 1990 lahirlah PT Gunung Naga Mas yang memproduksi lembaran baja, seperti pelat dan gulungan baja.
Pada 1991, Gunung Naga Mas berganti nama menjadi PT Gunung Raja Paksi. Sejak saat itu, Gunung Raja Paksi berkibar di industri pipa besi baja. Berkat fasilitas normalizing dan ultrasonic test yang diresmikan di 2011, produk GGRP diakui dunia.
Pada September 2019, Gunung Raja Paksi mengambil langkah penting berupa initial public offering (IPO). “Generasi pertama membangun dan membesarkan GGRP, kini saatnya mempercayakan kemudi pada generasi berikutnya,“ ujar Abednedju.