Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan serapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) masih hampir mencapai separuh dari total dana yang dialokasikan sebesar Rp695,2 triliun.
“Hingga 14 Oktober realisasinya sebesar Rp344,11 triliun atau 49,5 persen dari pagu,” katanya melalui konferensi virtual, Senin (19/10/2020).
Anggaran PEN terbagi atas beberapa subprogram yakni untuk kesehatan (Rp84,02 triliun), perlindungan sosial (Rp242,01 triliun), sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah (Rp71,54 triliun), pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM (Rp128,05 triliun), korporasi (Rp49,05 triliun), dan insentif usaha (120,61 triliun).
Sri Mulyani, menjelaskan bahwa saat ini realisasinya yaitu untuk kluster kesehatan sebesar Rp27,59 triliun. Angka ini naik Rp5,66 triliun dari September lalu.
Kemudian untuk realisasi program perlindungan sosial sebesar Rp167,08 triliun, naik Rp10,06 trilun dari bulan lalu. Kluster sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah menyerap Rp28 triliun, naik Rp1,39 trilun.
Untuk dana PEN sebagai insentif usaha telah tersalurkan Rp29,68 triliun, naik Rp1,61 triliun. Adapun, dana PEN sebagai dukungan bagi pelaku UMKM terserap Rp91,77 triliun, naik dari Rp6,92 trilun pada bulan September.
Sementara itu, dana PEN untuk pembiayaan korporasi masih belum tersalurkan karena menunggu waktu yang tepat.
Dia menuturkan realisasi program PEN mengalami akselerasi yang signifikan selama bulan Agustus dan September 2020.
“Secara total kenaikan serapan pada 14 Oktober sebesar 25,64 triliun. Kenaikan September-Oktober jauh lebih rendah dari sebelumnya. Juli-Agustus naik 63,93 triliun dan Agustus-September Rp106,88 triliun,” jelas Sri Mulyani.